Kamis, 08 November 2018

"KEUTAMAAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW"

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

MENYONGSONG HARI KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW.                                       
Kamis Malam Jum'at ini, Tanggal 8 November 2018, Kita memasuk Tanggal 1 Robii'ul Awwal / Maulid 1440 H

"KEUTAMAAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW".

Di dalam Kitab “An-Ni’matul Kubro ‘alal ‘Alami fi Maulidi Sayyidi Waladi Adam”, halaman 5-7, karya Imam Ibnu Hajar al-Haitami (909-974 H. / 1503-1566 M.), cetakan “Maktabah al-Haqiqoh” Istambul Turki, diterangkan tentang Keutamaan-keutamaan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

1. Sayyidina Abu Bakar RA. berkata:

من أنفق درهما على قراءة مولد النبي صلى الله عليه وسلم كان رفيقي في الجنة،

"Barangsiapa membelanjakan satu  dirham untuk mengadakan pembacaan Maulid Nabi SAW, maka ia akan menjadi temanku di surga.

2. Berkata Sayyidina Umar RA.

من عظم مولد النبي صلى الله عليه وسلم فقد أحيا الإسلام،

“Barangsiapa mengagungkan Maulid Nabi SAW, maka sesungguhnya ia telah menghidupkan Islam.”

3. Berkata Sayyidina Utsman RA.:

من أنفق درهما على قراءة مولد النبي صلى الله عليه وسلم فكأنما شهد غزوة بدر وحنين،

“Barangsiapa membelanjakan satu dirham untuk mengadakan pembacaan Maulid Nabi SAW, maka seakan-akan ia ikut-serta menyaksikan perang Badar dan Hunain.”

4. Sayyidina Ali RA. berkata:

من عظم مولد النبي صلى الله عليه وسلم وكان سببا لقراءته لا يخرج من الدنيا إلا بالإيمان ويدخل الجنة بغير حساب،

“Barangsiapa mengagungkan Maulid Nabi SAW, dan ia menjadi sebab dilaksanakannya pembacaan Maulid Nabi, maka tidaklah ia keluar dari dunia, melainkan dengan keimanan dan akan dimasukkan ke dalam surga tanpa hisab.”

5. Imam Hasan Bashri RA. berkata:

وددت لو كان لي مثل جبل أحد ذهبا فأنفقته على قراءة مولد النبي صلى الله عليه وسلم،

“Aku senang sekali seandainya aku memiliki emas sebesar gunung Uhud, maka aku akan membelanjakannya untuk kepentingan memperingati Maulid Nabi SAW.”

6. Imam Junaed al-Baghdadi, semoga Alloh membersihkan sir (rahasia)-nya, berkata:

من حضر مولد النبي صلى الله عليه وسلم وعظم قدره فقد فاز بالإيمان،

“Barangsiapa menghadiri peringatan Maulid Nabi SAW dan mengagungkan derajat Beliau, maka sesungguhnya ia akan memperoleh kebahagian dengan penuh keimanan.”

7. Imam Ma’ruf al-Karkhi, semoga Alloh membersihkan sir (rahasia)-nya:

من هيأ طعاما لأجل قراءة مولد النبي صلى الله عليه و سلم و جمع اخوانا و أوقد سراجا و لبس جديدا و تبخر و تعطر تعظيما لمولد النبي صلى الله عليه و سلم حشره الله يوم القيامة مع الفرقة الأولى من النبيين و كان فى أعلى عليين،

“Barangsiapa menyediakan makanan untuk pembacaan Maulid Nabi SAW, mengumpulkan Saudara-saudaranya, menyalakan lampu, memakai pakaian yang baru, memasang harum-haruman dan memakai wangi-wangian, karena mengagungkan kelahiran Nabi SAW, niscaya Alloh SWT akan mengumpulkannya pada hari kiamat bersama golongan orang-orang yang pertama di kalangan para Nabi dan dia akan ditempatkan di Suurga yang paling atas (‘illiyyin).”

8. Imam Fakhruddin ar-Rozi berkata:

 ما من شخص قرأ مولد النبي صلى الله عليه وسلم على ملح أو بر أو شيئ أخر من المأكولات الا ظهرت فيه البركة و فى كل شيئ وصل اليه من ذلك المأكول فانه يضطرب و لا يستقر حتى يغفر الله لأكله وان قرئ مولد النبي صلى الله عليه وسلم على ماء فمن شرب من ذلك الماء دخل قلبه ألف نور و رحمة و خرج منه ألف غل و علة و لا يموت ذلك القلب يوم تموت القلوب . و من قرأ مولد النبي صلى الله عليه وسلم على دراهم مسكوكة فضة كانت أو ذهبا و خلط تلك الدراهم بغيرها و قعت فيها البركة و لا يفتقر صاحبها و لا تفرغ يده ببركة النبي صلى الله عليه و سلم،

“Tidaklah seseorang yang membaca Maulid Nabi SAW. ke atas garam atau gandum atau makanan yang lain, melainkan akan tampak keberkahan padanya, dan setiap sesuatu yang sampai kepadanya (dimasuki) dari makanan tersebut, maka akan bergoncang dan tidak akan tetap, sehingga Alloh SWT akan mengampuni orang yang memakannya.

Dan sekirannya dibacakan Maulid Nabi SAW. ke atas air, maka orang yang meminum seteguk dari air tersebut akan masuk ke dalam hatinya seribu cahaya dan rahmat, akan keluar daripadanya seribu sifat dengki dan penyakit dan tidak akan mati hati tersebut, pada hari dimatikannya hati-hati itu.

Dan barangsiapa yang membaca Maulid Nabi SAW. pada suatu dirham yang ditempa dengan perak atau emas dan dicampurkan dirham tersebut dengan yang lainnya, maka akan jatuh ke atas dirham tersebut keberkahan dan pemiliknya tidak akan fakir serta tidak akan kosong tangannya dengan keberkahan Nabi SAW.”

9. Imam Syafi’i, semoga Alloh merahmatinya, berkata:

من جمع لمولد النبي صلى الله عليه وسلم إخوانا وهيأ طعاما وأخلى مكانا وعمل إحسانا وصار سببا لقراءته بعثه الله يوم القيامة مع الصادقين والشهداء والصالحين ويكون في جنات النعيم،

“Barangsiapa mengumpulkan Saudara-saudaranya untuk mengadakan Maulid Nabi, kemudian menyediakan makanan dan tempat serta melakukan kebaikan untuk mereka, dan dia menjadi sebab, atas dibacakannya Maulid Nabi SAW, maka Alloh SWT akan membangkitkan dia bersama-sama golongan Shiddiqin (orang-orang yang benar), Syuhada (orang-orang yang mati syahid), dan Sholihin (orang-orang yang sholeh) dan dia akan dimasukkan ke dalam surga-surga Na’im.”

10. Imam Sirri Saqothi, semoga Alloh membersihkan sir (bathin)-nya:

من قصد موضعا يقرأ فيه مولد النبي صلى الله عليه وسلم فقد قصد روضة من رياض الجنة لأنه ما قصد ذلك الموضع الا لمحبة النبي صلى الله عليه و سلم . وقد قال صلى الله عليه و سلم : من أحبني كان معي فى الجنة،

“Barangsiapa pergi ke suatu tempat yang dibacakan di dalamnya Maulid Nabi SAW, maka sesungguhnya ia telah pergi ke sebuah taman dari taman-taman Surga, karena tidaklah ia menuju ke tempat-tempat tersebut melainkan karena cintanya kepada Nabi SAW. Sesungguhnya Rosululloh SAW. bersabda: “Barangsiapa mencintaiku, maka ia akan bersamaku di dalam Surga.”

11. Imam Jalaluddin as-Suyuthi berkata:

مامن بيت أو مسجد أو محلة قرئ فيه مولد النبي صلى الله عليه وسلم إلا حفت الملائكة ذلك البيت أو المسجد أو المحلة وصلت الملائكة على أهل ذلك المكان وعمهم الله تعالى بالرحمة والرضوان.
وأما المطوفون بالنور يعنى جبريل و ميكائيل و اسرافيل و عزرائيل عليهم الصلاة و السلام فانهم يصلون على من كان سببا لقراءة النبي صلى الله عليه و سلم. و قال أيضا: ما من مسلم قرأ فى بيته مولد النبي صلى الله عليه و سلم الا رفع الله سبحانه و تعالى القحط والوباء والحرق والغرق والأفات والبليات والبغض والحسد وعين السوء واللصوص من أهل ذلك البيت فاذا مات هون الله عليه جواب منكر ونكير ويكون فى مقعد صدق عند مليك مقتدر. فمن أراد تعظيم مولد النبي صلى الله عليه وسلم يكفيه هذا القدر. ومن لم يكن عنده تعظيم مولد النبي صلى الله عليه وسلم لو ملأت له الدنيا فى مدحه لم يحرك قلبه فى المحبة له صلى الله عليه وسلم.

“Tidak ada rumah atau masjid atau tempat yang di dalamnya dibacakan Maulid Nabi SAW melainkan Malaikat akan mengelilingi rumah atau masjid atau tempat itu, mereka akan memintakan ampunan untuk penghuni tempat itu, dan Alloh SWT. akan melimpahkan rahmat dan keridhoan-Nya kepada mereka.”

Adapun para Malaikat yang dikelilingi dengan cahaya adalah Malaikat Jibril, Mika’il, Isrofil, dan Izro’il as. Karena, sesungguhnya mereka memintakan ampunan kepada Alloh SWT untuk mereka yang menjadi sebab dibacakannya pembacaan Maulid Nabi SAW. Dan, dia berkata pula: Tidak ada seorang Muslim pun yang dibacakan di dalam rumahnya pembacaan Maulid Nabi SAW, melainkan Alloh SWT menghilangkan kelaparan, wabah penyakit, kebakaran, tenggelam, bencana, malapetaka, kebencian, hasud, keburukan makhluk, dan pencuri dari penghuni rumah itu. Dan, apabila ia meninggal, maka Alloh akan memudahkan jawabannya dari pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir dan dia akan berada di tempat duduknya yang benar di sisi penguasa yang berkuasa. Dan, barangsiapa ingin mengagungkan Maulid Nabi SAW, maka Alloh SWT akan mencukupkan derajat ini kepadanya. Dan, barangsiapa di sisinya tidak ada pengagungan terhadap Maulid Nabi SAW, seandainya penuh baginya dunia di dalam memuji kepadanya, maka Alloh tidak akan menggerakkan hatinya di dalam kecintaannya terhadap Nabi SAW.

Mari... Kita Perbanyak membaca Sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Semoga bermanfaat.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Senin, 05 November 2018

MEREKA INGIN KEMBALI KE DUNIA

Oleh Akhuukum Fillaah :
Abu Hashif Wahyudin Al-Bimawi

بسم الله الرحمن الرحيم
الســـلام عليــكم ورحــمة اﻟلّـہ وبركاته

إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَ نَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لا نَبِيَّ بَعْدَهُ


Kelak, Orang Kafir, muslim yang lalai Dan Penghuni Surga... Ingin Kembali Lagi Ke Dunia

Kita yang masih di dunia, maka mari kita manfaatkan sebaik-baiknya dunia sebagai ladang akhirat (terutama diri kami pribadi), karena kelak hampir semuanya meminta dan berangan-angan kembali lagi ke dunia.

Orang kafir ingin kembali lagi ke dunia

Orang-orang kafir berkata kelak ketika telah masuk ke neraka,

رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْهَا فَإِنْ عُدْنَا فَإِنَّا ظَالِمُونَ

“Wahai Rabb kami, keluarkanlah kami daripadanya (dan kembalikanlah kami ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim.” (AL-Mukminun: 107)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata,

ولما كانت رحمة الله للكافر رحمة خاصة في الدنيا فقط فكأنها لا رحمة لهم، لأنهم في الآخرة يقول تعالى لهم إذا سألوا الله أن يخرجهم من النار وتوسلوا إلى الله تعالى بربوبيته واعترافهم على أنفسهم: ]ربنا أخرجنا منها فإن عدنا فإنا ظالمون [المؤمنون: 107

“Rahmat Allah bagi orang kafir adalah rahmat yang bersifat khusus di dunia saja, seolah-olah tidak ada rahmat bagi mereka. Karena di akhirat kelak Allah Ta’ala berkata kepada mereka (orang kafir) tatkala mereka meminta kepada Allah agar mengeluarkan mereka dari nerakadan bertawassul dengan rububiyah serta pengakuan atas (kesalahan mereka), “Wahai Rabb kami, keluarkanlah kami daripadanya (dan kembalikanlah kami ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim.”[1]

Dan Allah Ta’ala membalas perkataan orang kafir,

قَالَ اخْسَؤُوا فِيهَا وَلَا تُكَلِّمُونِ

“Allah berfirman: “Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku.” (Al-Mukminun: 108)

Syaikh Andurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berkata,

وهم كاذبون في وعدهم هذا، فإنهم كما قال تعالى: {وَلَوْ رُدُّوا لَعَادُوا لِمَا نُهُوا عَنْهُ} ولم يبق الله لهم حجة، بل قطع أعذارهم، وعمرهم في الدنيا، ما يتذكر فيه [من] المتذكر، ويرتدع فيه المجرم، فقال الله جوابا لسؤالهم: {اخْسَئُوا فِيهَا وَلا تُكَلِّمُونِ} وهذا القول – نسأله تعالى العافية- أعظم قول على الإطلاق يسمعه المجرمون في التخييب، والتوبيخ، والذل، والخسار، والتأييس من كل خير، والبشرى بكل شر، وهذا الكلام والغضب من الرب الرحيم

“Mereka orang-orang kafir berdusta dengan janji mereka bahkan Allah membantah udzur-udzur mereka. Selama umur mereka di dunia mereka tidak termasuk orang-orang yang mengambil pelajaran dan tidak jera dengan perbuatan mereka. Maka Allah menjawab permintaan mereka,’ Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku’, perkataan ini –kita memohon keselamatan darinya- adalah perkataan yang paling keras -secara mutlak- yang didengar oleh pelaku dosa/kekafiran berupa celaan, hinaan, kerugian dan jauh dari kebaikan serta pemberitaan atas semua keburukan. Ini adalah ucapan kemurkaan dari Rabb yang maha pengasih.”[2]


Muslim yang lalai minta dikembalikan ke dunia

Allah Ta’ala berfirman,

حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ (٩٩)لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (١٠٠)

“Hingga apabila telah  datang kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata, “Ya Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku beramal shalih terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan dihadapan mereka ada barzakh sampai hari mereka dibangkitkan.” (Al Mukminun: 99-100)

Ibnu Katsir Rahimahullah menafsirkan,

يخبر تعالى عن حال المحتضر عند الموت، من الكافرين أو المفرطين في أمر الله تعالى، وقيلهم عند ذلك، وسؤالهم الرجعة إلى الدنيا، ليصلح ما كان أفسده في مدة حياته

“Allah Ta’ala menceritakan keadaan orang kafir dan orang-orang yang meremehkan perintah Allah Ta’ala, ucapan mereka ketika itu adalah permintaan kembali ke dunia agar memperbaiki apa yang mereka rusakkan/lalaikan selama hidup”[3]


Penghuni surga yang mati syahid ingin kembali lagi ke dunia

D*ari Anas bin Malik radliallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda:*

مَا أَحَدٌ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ يُحِبُّ أَنْ يَرْجِعَ إِلَى الدُّنْيَا وَلَهُ مَا عَلَى الْأَرْضِ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا الشَّهِيدُ يَتَمَنَّى أَنْ يَرْجِعَ إِلَى الدُّنْيَا فَيُقْتَلَ عَشْرَ مَرَّاتٍ لِمَا يَرَى مِنْ الْكَرَامَةِ

“Tidak seorangpun yang masuk surga namun dia suka untuk kembali ke dunia padahal dia hanya mempunyai sedikit harta di bumi,kecuali orang yang mati syahid. Dia berangan-angan untuk kembali ke dunia kemudian berperang lalu terbunuh hingga sepuluh kali karena dia melihat keistimewaan karamah (mati syahid).”[4]

Ibnu Batthal rahimahullah berkata,

هذا الحديث أجل ما جاء فى فضل الشهادة والحض عليها والترغيب فيها، وإنما يتمنى أن يقتل عشر مرات والله أعلم لعلمه بأن ذلك مما يرضى الله ويقرب منه؛ لأن من بذل نفسه ودمه فى إعزاز دين الله ونصرة دينه ونبيه، فلم تبق غاية وراء ذلك وليس فى أعمال البر ما تبذل فيه النفس غير الجهاد

“Hadits ini temasuk yang paling agung mengenai keutamaan mati syahid dan pengkhususan serta motivasi. Mereka berangan-angan agar terbunuh sampai sepuluh kali karena mereka mengetahui hal tersebut diridhai Allah dan bisa mendekatkan diri kepada-Nya. Karena ini bentuk penghinaan diri dalam rangka menegakkan dan menolong agama Allah maka tidak ada lagi puncak selain jihad dan tidak ada amal kebaikan yang lain (yang lebih) berupa penghinaan diri selain jihad.”[5]


Fote Note;

[1] Syarh Aqidah Al-Wasitiyyah, maktabah Al-Islami
[2] Taisir Karimir Rahmah hal. 560, Maktabah Ar-Risalah, cet. I, 1420 H, Syamilah
[3] Tafsir Ibnu Katsir 5/493, Darut Thaiyyah, cet. II, 1420 H, Syamilah
[4] HR. Al-Bukhari no. 2817 dan Muslim no. 1877
[5] Syarh Shahihh Bukhari libni Batthal 5/30, Maktabah Ar-Rusyd, Riyadh, cet. II, 1423 H, symilah


Wallaahu A'lam Bish-Showwaab...
Wallaahu Waliyyut Taufiq

Semoga bisa memberikan manfaat untuk kita semua, serta bisa sebagai acuan untuk senantiasa memperbaiki amal kita diatas sunnah Nabi Shollallaahu 'Alaihi Wa Sallaam dan Tidak berbicara agama dengan menggunakan Akal dan Hawa Nafsu melainkan dg Dalil Yang Shohih.

سبحا نك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك

•┈••••┈••• ◈✹🍁☝