Rabu, 19 September 2018
KETIKA ILMU DICABUT
إِنَّ اللهَ لاَ يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّـى إِذَا لَمْ يَبْقَ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالاً فَسُئِلُوا، فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا.
‘Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu sekaligus dari para hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama, sehingga ketika tidak tersisa lagi seorang alim, maka manusia akan menjadikan orang-orang bodoh sebagai pemimpin, lalu mereka ditanya, kemudian mereka akan memberikan fatwa tanpa ilmu, maka mereka sesat lagi menyesatkan orang lain.’”
HR Bukhari, kitab al-‘Ilmi, bab Kaifa Yuqbadhul ‘Ilmi (I/194)
Kandungan hadits
1. Yang dimaksud dengan mencabut ilmu adalah
pembawanya meninggal, dan manusia memutuskan perkara dengan kebodohan mereka, sehingga mereka sesat dan menyesatkan.
2. Yang dimaksud dengan ilmu di sini adalah ilmu al-Qur-an dan as-Sunnah, ia adalah ilmu yang diwariskan dari para Nabi Allaihissallam, karena sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi, dan dengan kepergian (wafat)nya mereka, maka hilanglah ilmu, matilah Sunnah-Sunnah Nabi, muncullah berbagai macam kebodohan dalam akidah dan ibadah.
3. Adapun ilmu dunia, maka ia terus bertambah, ia bukanlah makna yang dimaksud dalam hadits ini. Hal ini berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا.
“Lalu mereka ditanya, kemudian mereka akan memberikan fatwa tanpa ilmu, maka mereka sesat lagi menyesatkan orang lain.”
4. Kesesatan hanya terjadi ketika bodoh terhadap ilmu agama. Para ulama yang sebenarnya adalah mereka yang mengamalkan ilmu mereka, memberikan arahan kepada umat, dan menunjuki mereka jalan kebenaran dan petunjuk, karena sesungguhnya ilmu tanpa amal adalah sesuatu yang tidak bermanfaat, bahkan akan menjadi musibah bagi pemiliknya.
5. Ilmu senantiasa terus berkurang, sementara kebodohan semakin banyak, sehingga banyak orang yang tidak mengenal kewajiban-kewajiban dalam Islam.
SIAPAKAH ORANG-ORANG YG TERBAIK ITU?
Berikut ini, adalah ciri2 atau tanda2 yg ada pada seseorang, yg dikatakan sbg orang yg terbaik atau sebaik-baik orang.
Tentunya, hal ini menurut penilaian Alloh ta'ala dan Rosul-Nya, Nabi kita Muhammad shollallohu alaihi wa sallam, yakni berdasarkan hadits2 beliau yg shohih.
Diantaranya adalah sbb :
1.🍀 قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
🌱( خيركم من تعلم القرآن وعلمه )
📙صحيح البخاري 5027
1. Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :
"Sebaik-baik kalian adalah orang yg mempelajari Al-Qur'an, dan yang mengajarkannya (kepada orang lain)."
(HR Imam Al-Bukhori no. 5027)
2.🌱 ( خياركم أحاسنكم أخلاقا )
📙 صحيح البخاري 6035
2. Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya."
(HR Imam Al-Bukhori no. 6035)
3.🌱( خيركم أحسنكم قضاء )
أي عند رد القرض .
📙 صحيح البخاري رقم 2305
3. Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling bagus dalam menunaikan pembayaran (yakni dlm hal mengembalikan pinjaman)."
(HR Imam Al-Bukhori no. 2305)
4.🌱 ( خيركم من يُرجى خيره ويُؤمٓن شره )
📙 صحيح الترمذي / 2263
4. Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :
"Sebaik-baik kalian adalah orang yg bisa diharapkan kebaikannya, dan (diharapkan) aman dari kejelekannya."
(Dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani rohimahulloh dlm Shohih At-Tirmidzi no. 2263)
5.🌱 ( خيركم خيركم لأهله )
📙صحيح ابن حبان / 4177
5. Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik (pergaulannya) dengan istrinya/keluarganya."
( Shohih Ibnu Hibban no. 4177)
6.🌱 ( خيركم من أطعم الطعام وردَّ السلام )
📙 صحيح الجامع / 3318
6. Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :
"Sebaik-baik kalian adalah orang yg memberikan makanan (kpd orang yg membutuhkan), dan orang yg menjawab salam."
(Hadits ini dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani rohimahulloh dlm Shohih Al-Jami' no. 3318)
7.🌱 ( خياركم ألينُكم مناكب في الصلاة )
📙 الترغيب والترهيب 234/1
أي: يفسح لمن يدخل الصف في الصلاة .
7. Rosululloh shollallohu alaihi sallam bersabda :
"Sebaik-baik kalian adalah yg paling melunakkan pundaknya (bahunya) di dlm sholat (yakni orang yg melapangkan/memberi kelonggaran bagi orang lain utk masuk ke dlm shof ketika sholat berjama'ah)."
(Hadits ini dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani rohimahulloh dlm Shohih At-Targhib wa At-Tarhib, 1/234)
8.🌱 ( خير الناس من طال عمره وحسن عمله )
📙 صحيح الجامع 3297
8. Rosululloh shollallohu alaihi sallam bersabda :
"Sebaik-baik orang/manusia itu adalah orang yg panjang umurnya, dan bagus amalannya."
(Hadits ini dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani rohimahulloh, dlm Shohih Al-Jami' no. 3297)
9.🌱 ( خير الناس أنفعهم للناس )
📙صحيح الجامع 3289
9. Rosululloh shollallohu alaihi sallam bersabda :
"Sebaik-baik orang itu adalah mereka yg paling banyak manfaatnya bagi orang lain."
(Dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani rohimahulloh dlm Shohih Al-Jami' no. 3289)
10.🌱 ( خير الأصحاب عند الله خيركم لصاحبه، وخير الجيران عند الله خيركم لجاره )
📙صحيح الأدب المفرد/84
10. Rosululloh shollallohu alaihi sallam bersabda :
"Sebaik-baik sahabat/teman dekat di sisi Alloh (menurut Alloh) adalah yg terbaik (pergaulannya) di antara kalian thd sahabatnya tsb.
Dan sebaik-baik tetangga di sisi Alloh, adalah yg terbaik (pergaulannya) di antara kalian thd tetangganya."
(Dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani rohimahulloh dlm Shohih Al-Adabil Mufrod, no. 84/115)
11.🌱 ( خير النَّاس ذو القلب المَخْمُوم واللِّسان الصَّادق ) قالوا : صدوق اللسان نعرفه ، فما مخموم القلب ؟ قال :
( هو النقي ، التقي ، لا إثم عليه ، ولا بغي ، ولا غل ، ولا حسد ) .
📙صحيح الجامع / 3291
11. Rosululloh shollallohu alaihi sallam bersabda :
"Sebaik-baik orang itu adalah yg mempunyai hati yg bersih dan lisan yg jujur/benar."
Para sahabat bertanya : "(Wahai Rosululloh), kalau lisan yg jujur, kami sdh mengerti (maknanya). Lalu apa yg dimaksud dengan hati yg bersih itu ?"
Beliau menjawab : "Dia itu adalah hati yg bersih dari segala kotoran/penyakit, hati yg bertakwa (kpd Alloh), tidak tedapat dosa padanya, tidak ada kedholiman, tidak ada perasaan dendam dan tidak ada iri dengki.
(Dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani rohimahulloh dlm Shohih Al-Jami', no. 3291)
Demikianlah beberapa hadits Nabi Muhammad shollallohu alaihi wa sallam, tentang siapakah orang-orang terbaik itu, tentunya menurut Alloh ta'ala dan Rosul-Nya.
جعلنا الله وإياكم من خير الناس
Semoga Alloh ta'ala menjadikan kami dan Anda sekalian termasuk salah satu golongan manusia spt yg tersebut dalam hadits tsb di atas. Bila tdk mampu menjadi semuanya, paling tidak kita bisa menjadi salah satunya.
Semoga risalah ini bermanfaat bg kita semuanya, Aamiin.....
Barokallohu fiikum.
Kediri jatim *, Kamis pagi yg sejuk, 10 Muharrom 1440 H / 20 September 2018
(الحج أحمد)
Semoga manfaatnya lebih meluas.
Tentunya, hal ini menurut penilaian Alloh ta'ala dan Rosul-Nya, Nabi kita Muhammad shollallohu alaihi wa sallam, yakni berdasarkan hadits2 beliau yg shohih.
Diantaranya adalah sbb :
1.🍀 قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
🌱( خيركم من تعلم القرآن وعلمه )
📙صحيح البخاري 5027
1. Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :
"Sebaik-baik kalian adalah orang yg mempelajari Al-Qur'an, dan yang mengajarkannya (kepada orang lain)."
(HR Imam Al-Bukhori no. 5027)
2.🌱 ( خياركم أحاسنكم أخلاقا )
📙 صحيح البخاري 6035
2. Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya."
(HR Imam Al-Bukhori no. 6035)
3.🌱( خيركم أحسنكم قضاء )
أي عند رد القرض .
📙 صحيح البخاري رقم 2305
3. Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling bagus dalam menunaikan pembayaran (yakni dlm hal mengembalikan pinjaman)."
(HR Imam Al-Bukhori no. 2305)
4.🌱 ( خيركم من يُرجى خيره ويُؤمٓن شره )
📙 صحيح الترمذي / 2263
4. Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :
"Sebaik-baik kalian adalah orang yg bisa diharapkan kebaikannya, dan (diharapkan) aman dari kejelekannya."
(Dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani rohimahulloh dlm Shohih At-Tirmidzi no. 2263)
5.🌱 ( خيركم خيركم لأهله )
📙صحيح ابن حبان / 4177
5. Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik (pergaulannya) dengan istrinya/keluarganya."
( Shohih Ibnu Hibban no. 4177)
6.🌱 ( خيركم من أطعم الطعام وردَّ السلام )
📙 صحيح الجامع / 3318
6. Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :
"Sebaik-baik kalian adalah orang yg memberikan makanan (kpd orang yg membutuhkan), dan orang yg menjawab salam."
(Hadits ini dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani rohimahulloh dlm Shohih Al-Jami' no. 3318)
7.🌱 ( خياركم ألينُكم مناكب في الصلاة )
📙 الترغيب والترهيب 234/1
أي: يفسح لمن يدخل الصف في الصلاة .
7. Rosululloh shollallohu alaihi sallam bersabda :
"Sebaik-baik kalian adalah yg paling melunakkan pundaknya (bahunya) di dlm sholat (yakni orang yg melapangkan/memberi kelonggaran bagi orang lain utk masuk ke dlm shof ketika sholat berjama'ah)."
(Hadits ini dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani rohimahulloh dlm Shohih At-Targhib wa At-Tarhib, 1/234)
8.🌱 ( خير الناس من طال عمره وحسن عمله )
📙 صحيح الجامع 3297
8. Rosululloh shollallohu alaihi sallam bersabda :
"Sebaik-baik orang/manusia itu adalah orang yg panjang umurnya, dan bagus amalannya."
(Hadits ini dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani rohimahulloh, dlm Shohih Al-Jami' no. 3297)
9.🌱 ( خير الناس أنفعهم للناس )
📙صحيح الجامع 3289
9. Rosululloh shollallohu alaihi sallam bersabda :
"Sebaik-baik orang itu adalah mereka yg paling banyak manfaatnya bagi orang lain."
(Dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani rohimahulloh dlm Shohih Al-Jami' no. 3289)
10.🌱 ( خير الأصحاب عند الله خيركم لصاحبه، وخير الجيران عند الله خيركم لجاره )
📙صحيح الأدب المفرد/84
10. Rosululloh shollallohu alaihi sallam bersabda :
"Sebaik-baik sahabat/teman dekat di sisi Alloh (menurut Alloh) adalah yg terbaik (pergaulannya) di antara kalian thd sahabatnya tsb.
Dan sebaik-baik tetangga di sisi Alloh, adalah yg terbaik (pergaulannya) di antara kalian thd tetangganya."
(Dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani rohimahulloh dlm Shohih Al-Adabil Mufrod, no. 84/115)
11.🌱 ( خير النَّاس ذو القلب المَخْمُوم واللِّسان الصَّادق ) قالوا : صدوق اللسان نعرفه ، فما مخموم القلب ؟ قال :
( هو النقي ، التقي ، لا إثم عليه ، ولا بغي ، ولا غل ، ولا حسد ) .
📙صحيح الجامع / 3291
11. Rosululloh shollallohu alaihi sallam bersabda :
"Sebaik-baik orang itu adalah yg mempunyai hati yg bersih dan lisan yg jujur/benar."
Para sahabat bertanya : "(Wahai Rosululloh), kalau lisan yg jujur, kami sdh mengerti (maknanya). Lalu apa yg dimaksud dengan hati yg bersih itu ?"
Beliau menjawab : "Dia itu adalah hati yg bersih dari segala kotoran/penyakit, hati yg bertakwa (kpd Alloh), tidak tedapat dosa padanya, tidak ada kedholiman, tidak ada perasaan dendam dan tidak ada iri dengki.
(Dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani rohimahulloh dlm Shohih Al-Jami', no. 3291)
Demikianlah beberapa hadits Nabi Muhammad shollallohu alaihi wa sallam, tentang siapakah orang-orang terbaik itu, tentunya menurut Alloh ta'ala dan Rosul-Nya.
جعلنا الله وإياكم من خير الناس
Semoga Alloh ta'ala menjadikan kami dan Anda sekalian termasuk salah satu golongan manusia spt yg tersebut dalam hadits tsb di atas. Bila tdk mampu menjadi semuanya, paling tidak kita bisa menjadi salah satunya.
Semoga risalah ini bermanfaat bg kita semuanya, Aamiin.....
Barokallohu fiikum.
Kediri jatim *, Kamis pagi yg sejuk, 10 Muharrom 1440 H / 20 September 2018
(الحج أحمد)
Semoga manfaatnya lebih meluas.
DO'A Hari lni .....
Bismillahirrohmanirrohim
Ya Allah...
Jika hari ini....
Ada diantara kami ada yang sakit...
Mohon angkatlah penyakitnya...
Ya Allah berilah kesembuhan untuknya...
Karena hanya Engkaulah yang Maha Menyembuhkan...
Ya Allah...
Jika hari ini....
Ada diantara kami yang bermasalah dengan pekerjaannya atau sedang kesulitan rizki....
Mohon mudahkanlah dan bukalah jalan rizki nya.
Ya Allah...
Karena hanya Engkau Sang Maha Pemberi Rezeki...
Ya Allah...
Jika hari ini....
Ada diantara kami...
Hatinya sedang susah, sedih dan berduka, atau sedang menerima dan menghadapi ujian-Mu...
Mohon Kuatkanlah dia untuk bisa bertahan dan bersabar..
Dan hiburlah dia dengan penuh karunia-Mu..
Karena janji-Mu yang tak pernah Kau ingkari...
Setelah kesusahan ada kemudahan...
Ya Allah...
Jika hari ini....
Ada diantara kami yang sedang ada benih-benih sakit hati dihatinya...
Sombong, iri hati, dengki dan dusta...
Mohon bersihkan...
dan sucikanlah Ya Allah.
Ya Allah....
Ampunilah segala kesalahan dan Dosa ke dua orang tua kami baik yang masih ada maupun yang sudah tiada.....
Ya Allah .....
Mohon ampunilah segala dosa dan khilaf kami...
Pun jika sampai hari ini...
Ada diantara kami, yang merasa tersakiti dan terdzolimi....
Kesalahan kami yang disengaja atau pun yang tidak disengaja...
Bukakanlah pintu hatinya...
Agar bisa memaafkan kami...
Ya Allah...
Hanya Engkau yang tahu semua rencana untuk kami.....
Apapun itu, berikanlah yang terbaik untuk hari ini dan hari - hari selanjutnya....
Jadikanlah hari ini awal yang indah bagi terbukanya pintu rahmat-Mu kepada kami...
Aamiin Yaa Robbal Alamiin....
Ya Allah...
Jika hari ini....
Ada diantara kami ada yang sakit...
Mohon angkatlah penyakitnya...
Ya Allah berilah kesembuhan untuknya...
Karena hanya Engkaulah yang Maha Menyembuhkan...
Ya Allah...
Jika hari ini....
Ada diantara kami yang bermasalah dengan pekerjaannya atau sedang kesulitan rizki....
Mohon mudahkanlah dan bukalah jalan rizki nya.
Ya Allah...
Karena hanya Engkau Sang Maha Pemberi Rezeki...
Ya Allah...
Jika hari ini....
Ada diantara kami...
Hatinya sedang susah, sedih dan berduka, atau sedang menerima dan menghadapi ujian-Mu...
Mohon Kuatkanlah dia untuk bisa bertahan dan bersabar..
Dan hiburlah dia dengan penuh karunia-Mu..
Karena janji-Mu yang tak pernah Kau ingkari...
Setelah kesusahan ada kemudahan...
Ya Allah...
Jika hari ini....
Ada diantara kami yang sedang ada benih-benih sakit hati dihatinya...
Sombong, iri hati, dengki dan dusta...
Mohon bersihkan...
dan sucikanlah Ya Allah.
Ya Allah....
Ampunilah segala kesalahan dan Dosa ke dua orang tua kami baik yang masih ada maupun yang sudah tiada.....
Ya Allah .....
Mohon ampunilah segala dosa dan khilaf kami...
Pun jika sampai hari ini...
Ada diantara kami, yang merasa tersakiti dan terdzolimi....
Kesalahan kami yang disengaja atau pun yang tidak disengaja...
Bukakanlah pintu hatinya...
Agar bisa memaafkan kami...
Ya Allah...
Hanya Engkau yang tahu semua rencana untuk kami.....
Apapun itu, berikanlah yang terbaik untuk hari ini dan hari - hari selanjutnya....
Jadikanlah hari ini awal yang indah bagi terbukanya pintu rahmat-Mu kepada kami...
Aamiin Yaa Robbal Alamiin....
KEUTAMAAN HARI ASYURA'
(فَائِدَةٌ)
Faedah
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ افْتَرَضَ عَلَى بَنِي إِسْرَائِيل صَوْمَ يَوْمٍ فِي السَّنَةِ وَهُوَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ وَهُوَ الْيَوْمُ الْعَاشِرُ مِنَ الْمُحَرَّمِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla telah mefardhukan kepada Bani Israil puasa satu hari dalam setahun, hari ‘Asyura’, yaitu hari kesepuluh dari bulan Muharram
فَصُومُوهُ وَوَسِّعُوا عَلَى عِيَالِكُمْ فِيهِ ، فَإِنَّهُ مَنْ وَسَّعَ فِيْهِ عَلَى عِيَالِهِ وَأَهْلِهِ مِنْ مِالِهِ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ سَائِرَ سَنَتِهِ
. Oleh karena itu, hendaklah kalian berpuasa ‘Asyura dan lapangkanlah nafkah kalian terhadap keluarga kalian pada hari itu, karena sesungguhnya barangsiapa melapangkan nafkah kepada keluarganya dari harta bendanya pada hari ‘Asyura, niscaya Allah akan melapangkan rezekinya sepanjang tahun.
فَصُومُوهُ فَإِنَّهُ الْيَوْمُ الَّذِي تَابَ اللهُ فِيهِ عَلَى آدَمَ فَأَصْبَحَ صَفِيًّا
Lakukanlah puasa Asyura’, karena pada hari itu Allah menerima taubat nabi Adam,maka jadilah beliau orang yang bersih
وَ رَفَعَ فِيهِ إِدْرِيسَ مَكَانًا عَلِيًّا
Dan Allah mengangkat nabi Idris hari itu pada tempat/kedudukan yang tinggi
وَأَخْرَجَ نُوْحًا مِنَ السَّفِيْنَةِ
Dan Allah mengeluarkan nabi Nuh dari kapalnya
وَنَجَّى إِبْرَاهِيْمَ مِنَ النَّارِ
Dan Allah menyelamatkan nabi Ibrahim dari kobaran api
وَأَنْزَلَ اللهُ فِيْهِ التَّوْرَاةَ عَلَى مُوسَى
Dan Allah , menurunkan kitab Taurat kepada nabi Musa
وَأَخْرَجَ فِيْهِ يُوْسُفَ مِنَ السِّجْنِ
Dan Allah mengeluarkan nabi Yusuf dari penjara
وَ رَدَّ فِيْهِ عَلَى يَعْقُوْبَ بَصَرَهُ
Dan Allah mengembalikan mata penglihatan nabi Ya’qub
وَفِيْهِ كَشَفَ الضُّرَّ عَنْ أَيُّوْبَ
Dan Allah membebaskan nabi Ayyub dari bencana (penyakit)
وَفِيْهِ أَخْرَجَ يُونُسَ مِنْ بَطنِ الْحُوْتِ
Dan Allah mengeluarkan nabi Yunus dari perut ikan
وَفِيْهِ فَلَقَ الْبَحْرَ لِبَنِيْ إِسْرَائِيْلَ
Dan Allah membelah lautan (menjadi daratan) bagi bani Israil
وَفِيْهِ غَفَرَ لِدَاوُدَ ذَنْبَهُ
Dan Allah pada hari itu mengampuni dosa nabi Dawud
وَفِيْهِ أَعْطَى اللهُ الْمُلْكَ لِسُلَيْمَانَ
Dan Allah pada hari itu memberikan kerajaan kepada nabi Sulaiman
وَفِيْ هَذَا الْيَوْمِ غَفَرَ لِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ
Dan Allah pada hari itu mengampuni dosa-dosa nabi Muhammad yang telah lalu maupun yang akan datang
وَهُوَ أَوَّلُ يَوْمٍ خَلَقَ اللهُ فِيْهِ الدُّنْيَا
Hari Asyura’ adalah hari pertama yang Allah ciptakan dunia
وَأَوَّلُ يَوْمٍ نَزَلَ فِيْهِ المَطَرُ مِنَ السَّمَاءِ يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ
Pada hari Asyura’ Allah menurunkan hujan dari langit untuk pertama kalinya
وَأَوَّلُ رَحْمَةٍ نَزَلَتْ إِلَى الْأَرْضِ يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ
dan pada hari Asyura pertama kali rahmat Allah turun di bumi
فَمَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَكَأَنَّمَا صَامَ الدَّهْرَ كُلَّهُ ، وَهُوَ صَوْمُ الأَنْبِيَاءِ
Barangsiapa berpuasa Asyura’, maka seakan-akan ia berpuasa sepanjang tahun. Puasa Asyura’ adalah puasanya para nabi.
وَمَنْ أَحْيَا لَيْلَةَ عَاشُورَاءَ بِالْعِباَدَةِ فَكَأَنَّمَا عَبَدَ اللهَ تَعَالَى مثل عِبَادَةِ أَهْلِ السَّمَوَاتِ السَّبْعِ
Dan barangsiapa menghidupkan malam Asyura’ maka seakan-akan ia beribadah kepada Allah seperti ibadahnya para penghuni tujuh langit.
وَمَنْ صَلَّى فِيْهِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ يَقْرَأُ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ الْحَمْدُ للهِ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ إِحْدَى وَخَمْسِيْنَ مَرَّةً غَفَرَ اللهُ لَهُ ذُنُوْبَ خَمْسِينَ عَامًا
Barangsiapa sholat empat rokaat dan pada setiap rokaat ia membaca Alhamdu Lillah sekali dan Qul Huwallah Ahad 50 (lima puluh) kali, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya selama 50 tahun
وَمَنْ سَقَى فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ شُرْبَةَ مَاءٍ سَقَاهُ اللهُ يَوْمَ الْعَطْشِ الْأَكْبَرِ كَأْسًا لَمْ يَظْمَأْ بَعْدَهَا أَبَدًا، وكَأَنَّمَا لَمْ يَعْصِ اللهَ طَرْفَةَ عَيْنٍ
Barangsiapa memberi seteguk air minum maka Allah akan memberikan kepadanya satu gelas minuman pada ha
ri haus yang besar, yang mana dia tidak akan dahaga sesudah itu selamanya, dan seakan-akan ia tidak pernah bermaksiat kepada Allah sekejap pun.
وَمَنْ تَصَدَّقَ فِيْهِ بِصَدَقَةٍ فَكَأَنَّمَا لَمْ يَرُدَّ سَائِلا قَطُّ
Barangsiapa bersedekah dengan suatu sedekah pada hari Asyura’, maka seakan-akan ia tidak pernah menolak seorang pun yang meminta-minta.
وَمَنِ اغْتَسَلَ وَتَطَهَّرَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ لَمْ يَمْرَضْ فِيْ سَنَتِهِ إِلَّا مَرَضَ الْمَوْتِ .
Barangsiapa mandi pada hari Asyura’, maka ia tidak akan mengalami sakit apapun kecuali kematian
وَمَنْ مَسَحَ فِيْهِ عَلَى رَأْسِ يَتِيْمٍ أَوْ أَحْسَنَ إِلَيْهِ فَكَأَنَّمَا أَحْسَنَ إِلَى أَيْتَامِ وَلَدِ آدَمَ كُلِّهِمْ .
Barangsiapa tangannya mengusap kepala anak yatim atau berbuat baik kepadanya, maka seakan-akan ia ia telah berbuat baik kepada semua anak yatim bani Adam.
وَمَنْ عَادَ مَرِيْضًا فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ فَكَأَنَّمَا عَادَ مَرْضَى أَوْلَادِ آدَمَ كُلِّهِمْ .
Dan barangsiapa menjenguk orang sakit pada hari Asyura’, maka seakan-akan ia telah menjenguk semua orang sakit dari keturunan nabi Adam.
وَهُوَ الْيَوْمُ الَّذِيْ خَلَقَ اللهُ فِيْهِ الْعَرْشَ، وَاللَّوْحَ، وَالْقَلَمَ
Pada hari Asyura’ Allah menciptakan ‘Arasy, Lauh, Qalam,
وَهُوَ الْيَوْمُ الَّذِيْ خَلَقَ اللهُ فِيْهِ جِبْرِيْلَ، وَرَفَعَ فِيْهِ عِيْسَى
dan hari itu Allah menciptakan Jibril, dan mengangkat nabi Isa
وَهُوَ الْيَوْمُ الَّذِيْ تَقُوْمُ فِيْهِ السَّاعَةُ
dan pada hari itu terjadinya kiamat
(Sumber Kitab I’AANATUTHTHALIBIN juz II halaman 267)
Riwayat diatas juga termaktub dalam kitab al Ghunyah Lithaalibii Thariiqil Haqqi ‘Azza Wa Jalla (juz II halaman 88 dengan lafazh yang berbeda, dan diriwayatkan dari shahabat Ibnu Abbas
Syeikh Abdul Hamid bin Muhammad Ali Al Quds (wafat tahun 1363 H) berkata dalam Kitab Kanzunnajah Wassuruur Fil Ad’iyah Allatii Tasyrahushshuduur halaman 20 s/d 24 dan 42 s/d 46
.....فَاعْمَلْ يـَا أَخِيْ بِـكُلِّ مَا فِيْ هَذَا الْكِتَابِ [كَنْزِ النَّجَاحِ وَالسُّرُوْرِ، مِنَ الْأَدْعِيَةِ الَّتِيْ تَشْرَحُ الصُّدُوْرَ] فَإِنَّهَا كَثِيْرَةُ الْفَوَائِدِ
…..maka amalkanlah, wahai saudaraku, doa-doa yang terdapat dalam kitab ini, Kanzunnajaah wassuruur minal ad’iyati allatii tasyrahushshuduur.
Karena doa-doa tersebut banyak faedahnya………
وَاعْمَلْ بِهَذَا الْمَطْلَبِ، وإِنَّمَا الَّذِيْ يَضُرُّكَ لَوْ اِعْتَقَدْتَ مَعَ الْعَمَلِ بِهَا ثُبُوْتَ وُرُوْدِهَا عَنِ النَّبِيِّ الْأَفْخَمِ، لِئَلَّا تَنْسِبَ إلَيْهِ مَا لَمْ يَقُلْهُ صَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَتَدْخُلَ فِي الْحَدِيْثِ الْوَارِدِ عَنِ نَبِيِّنَا الْمُخْتَارِ؛ مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
Amalkanlah anjuran ini.
Adapun yang membahayakan anda adalah ketika anda meyakini terbukti datangnya doa-doa tersebut dari Nabi yang agung (shallallaahu ‘alaihi wasallam) , agar anda tidak menisbatkan sesuatu yang tidak disabdakan oleh beliau shallallaahu Ta’ala ‘alaihi wasallam, maka anda masuk didalam hadits yang datang dari Nabi kita yang terpilih:
“Barang siapa berdusta atas saya dengan sengaja maka hendaklah dia menempatkan tempat duduknya di neraka”
فَاعْمَلْ بِهَا حِيْنَئِذٍ مُعْتَمِدًا عَلَى اللهِ، غَيْرَ مُلْتَفِتٍ إِلَى مَا سِوَاهُ،
Maka amalkanlah doa-doa tersebut,dengan bergantung kepada Allah, tanpa memperdulikan lain-Nya
لَا عَلَى أَنَّهَا مَرْوِيَّةٌ يَقِيْنًا عَنِ النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ، عَلَيْهِ أَفْضَلُ الصَّلَاةِ وَأَزْكَى التَّسْلِيْمِ،
Bukan meyakini doa-doa tersebut dari Nabi yang mulia –‘alaihi afdhalushshalaati wa azkattasliim-
اِقْتِدَاءً بِالسَّلَفِ الصَّالِحِ الَّذِيْنَ كَانُواْ يَفْعَلُوْنَهَا، وَيَحُضُّوْنَ عَلَيْهَا، تَبَرُّكًا بِعَمَلِهِمْ النَّاجِحِ،
Karena mengikuti salaf shalih yang mana mereka mengamalkannnya dan menganjurkannya, karena tabarruk dengan amal mereka yang sukses
وَتَأَسِّيًا بِالسَّادَةِ الصُّوْفِيَّةِ،
Dan karena meneladani saadat ulama sufi
وَامْتِثَالًا لِقَوْلِ مَنْ أَوْصَى بِهَا، وَتَيَمُّنًا بِأَفْعَالِهِمْ اَلْمَرْضِيَّةِ،
Dan karena mematuhi ucapan ulama yang berpesan dengan doa-doa tersebut, karena ‘ngalap barokah’ dengan af’al mereka yang diridhai
نَفَعَنَا اللهُ تَعَالَى بِهِمْ أَجْمَعِي
ْنَ، وَوَفَّقَنَا وَإِيَّاكَ لِمَا يُحِبُّهُ وَيَرْضَاهُ آمِيْنَ.
Semoga Allah Ta’ala memberi manfaat kepada kami dengan mereka semuanya.
Dan semoga Allah menolong kami dan anda kepada apa yang dicinta-Nya dan diridhai-Nya.
Amin..
🌹🌹🌹
Semoga bermanfaat
Faedah
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ افْتَرَضَ عَلَى بَنِي إِسْرَائِيل صَوْمَ يَوْمٍ فِي السَّنَةِ وَهُوَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ وَهُوَ الْيَوْمُ الْعَاشِرُ مِنَ الْمُحَرَّمِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla telah mefardhukan kepada Bani Israil puasa satu hari dalam setahun, hari ‘Asyura’, yaitu hari kesepuluh dari bulan Muharram
فَصُومُوهُ وَوَسِّعُوا عَلَى عِيَالِكُمْ فِيهِ ، فَإِنَّهُ مَنْ وَسَّعَ فِيْهِ عَلَى عِيَالِهِ وَأَهْلِهِ مِنْ مِالِهِ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ سَائِرَ سَنَتِهِ
. Oleh karena itu, hendaklah kalian berpuasa ‘Asyura dan lapangkanlah nafkah kalian terhadap keluarga kalian pada hari itu, karena sesungguhnya barangsiapa melapangkan nafkah kepada keluarganya dari harta bendanya pada hari ‘Asyura, niscaya Allah akan melapangkan rezekinya sepanjang tahun.
فَصُومُوهُ فَإِنَّهُ الْيَوْمُ الَّذِي تَابَ اللهُ فِيهِ عَلَى آدَمَ فَأَصْبَحَ صَفِيًّا
Lakukanlah puasa Asyura’, karena pada hari itu Allah menerima taubat nabi Adam,maka jadilah beliau orang yang bersih
وَ رَفَعَ فِيهِ إِدْرِيسَ مَكَانًا عَلِيًّا
Dan Allah mengangkat nabi Idris hari itu pada tempat/kedudukan yang tinggi
وَأَخْرَجَ نُوْحًا مِنَ السَّفِيْنَةِ
Dan Allah mengeluarkan nabi Nuh dari kapalnya
وَنَجَّى إِبْرَاهِيْمَ مِنَ النَّارِ
Dan Allah menyelamatkan nabi Ibrahim dari kobaran api
وَأَنْزَلَ اللهُ فِيْهِ التَّوْرَاةَ عَلَى مُوسَى
Dan Allah , menurunkan kitab Taurat kepada nabi Musa
وَأَخْرَجَ فِيْهِ يُوْسُفَ مِنَ السِّجْنِ
Dan Allah mengeluarkan nabi Yusuf dari penjara
وَ رَدَّ فِيْهِ عَلَى يَعْقُوْبَ بَصَرَهُ
Dan Allah mengembalikan mata penglihatan nabi Ya’qub
وَفِيْهِ كَشَفَ الضُّرَّ عَنْ أَيُّوْبَ
Dan Allah membebaskan nabi Ayyub dari bencana (penyakit)
وَفِيْهِ أَخْرَجَ يُونُسَ مِنْ بَطنِ الْحُوْتِ
Dan Allah mengeluarkan nabi Yunus dari perut ikan
وَفِيْهِ فَلَقَ الْبَحْرَ لِبَنِيْ إِسْرَائِيْلَ
Dan Allah membelah lautan (menjadi daratan) bagi bani Israil
وَفِيْهِ غَفَرَ لِدَاوُدَ ذَنْبَهُ
Dan Allah pada hari itu mengampuni dosa nabi Dawud
وَفِيْهِ أَعْطَى اللهُ الْمُلْكَ لِسُلَيْمَانَ
Dan Allah pada hari itu memberikan kerajaan kepada nabi Sulaiman
وَفِيْ هَذَا الْيَوْمِ غَفَرَ لِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ
Dan Allah pada hari itu mengampuni dosa-dosa nabi Muhammad yang telah lalu maupun yang akan datang
وَهُوَ أَوَّلُ يَوْمٍ خَلَقَ اللهُ فِيْهِ الدُّنْيَا
Hari Asyura’ adalah hari pertama yang Allah ciptakan dunia
وَأَوَّلُ يَوْمٍ نَزَلَ فِيْهِ المَطَرُ مِنَ السَّمَاءِ يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ
Pada hari Asyura’ Allah menurunkan hujan dari langit untuk pertama kalinya
وَأَوَّلُ رَحْمَةٍ نَزَلَتْ إِلَى الْأَرْضِ يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ
dan pada hari Asyura pertama kali rahmat Allah turun di bumi
فَمَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَكَأَنَّمَا صَامَ الدَّهْرَ كُلَّهُ ، وَهُوَ صَوْمُ الأَنْبِيَاءِ
Barangsiapa berpuasa Asyura’, maka seakan-akan ia berpuasa sepanjang tahun. Puasa Asyura’ adalah puasanya para nabi.
وَمَنْ أَحْيَا لَيْلَةَ عَاشُورَاءَ بِالْعِباَدَةِ فَكَأَنَّمَا عَبَدَ اللهَ تَعَالَى مثل عِبَادَةِ أَهْلِ السَّمَوَاتِ السَّبْعِ
Dan barangsiapa menghidupkan malam Asyura’ maka seakan-akan ia beribadah kepada Allah seperti ibadahnya para penghuni tujuh langit.
وَمَنْ صَلَّى فِيْهِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ يَقْرَأُ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ الْحَمْدُ للهِ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ إِحْدَى وَخَمْسِيْنَ مَرَّةً غَفَرَ اللهُ لَهُ ذُنُوْبَ خَمْسِينَ عَامًا
Barangsiapa sholat empat rokaat dan pada setiap rokaat ia membaca Alhamdu Lillah sekali dan Qul Huwallah Ahad 50 (lima puluh) kali, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya selama 50 tahun
وَمَنْ سَقَى فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ شُرْبَةَ مَاءٍ سَقَاهُ اللهُ يَوْمَ الْعَطْشِ الْأَكْبَرِ كَأْسًا لَمْ يَظْمَأْ بَعْدَهَا أَبَدًا، وكَأَنَّمَا لَمْ يَعْصِ اللهَ طَرْفَةَ عَيْنٍ
Barangsiapa memberi seteguk air minum maka Allah akan memberikan kepadanya satu gelas minuman pada ha
ri haus yang besar, yang mana dia tidak akan dahaga sesudah itu selamanya, dan seakan-akan ia tidak pernah bermaksiat kepada Allah sekejap pun.
وَمَنْ تَصَدَّقَ فِيْهِ بِصَدَقَةٍ فَكَأَنَّمَا لَمْ يَرُدَّ سَائِلا قَطُّ
Barangsiapa bersedekah dengan suatu sedekah pada hari Asyura’, maka seakan-akan ia tidak pernah menolak seorang pun yang meminta-minta.
وَمَنِ اغْتَسَلَ وَتَطَهَّرَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ لَمْ يَمْرَضْ فِيْ سَنَتِهِ إِلَّا مَرَضَ الْمَوْتِ .
Barangsiapa mandi pada hari Asyura’, maka ia tidak akan mengalami sakit apapun kecuali kematian
وَمَنْ مَسَحَ فِيْهِ عَلَى رَأْسِ يَتِيْمٍ أَوْ أَحْسَنَ إِلَيْهِ فَكَأَنَّمَا أَحْسَنَ إِلَى أَيْتَامِ وَلَدِ آدَمَ كُلِّهِمْ .
Barangsiapa tangannya mengusap kepala anak yatim atau berbuat baik kepadanya, maka seakan-akan ia ia telah berbuat baik kepada semua anak yatim bani Adam.
وَمَنْ عَادَ مَرِيْضًا فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ فَكَأَنَّمَا عَادَ مَرْضَى أَوْلَادِ آدَمَ كُلِّهِمْ .
Dan barangsiapa menjenguk orang sakit pada hari Asyura’, maka seakan-akan ia telah menjenguk semua orang sakit dari keturunan nabi Adam.
وَهُوَ الْيَوْمُ الَّذِيْ خَلَقَ اللهُ فِيْهِ الْعَرْشَ، وَاللَّوْحَ، وَالْقَلَمَ
Pada hari Asyura’ Allah menciptakan ‘Arasy, Lauh, Qalam,
وَهُوَ الْيَوْمُ الَّذِيْ خَلَقَ اللهُ فِيْهِ جِبْرِيْلَ، وَرَفَعَ فِيْهِ عِيْسَى
dan hari itu Allah menciptakan Jibril, dan mengangkat nabi Isa
وَهُوَ الْيَوْمُ الَّذِيْ تَقُوْمُ فِيْهِ السَّاعَةُ
dan pada hari itu terjadinya kiamat
(Sumber Kitab I’AANATUTHTHALIBIN juz II halaman 267)
Riwayat diatas juga termaktub dalam kitab al Ghunyah Lithaalibii Thariiqil Haqqi ‘Azza Wa Jalla (juz II halaman 88 dengan lafazh yang berbeda, dan diriwayatkan dari shahabat Ibnu Abbas
Syeikh Abdul Hamid bin Muhammad Ali Al Quds (wafat tahun 1363 H) berkata dalam Kitab Kanzunnajah Wassuruur Fil Ad’iyah Allatii Tasyrahushshuduur halaman 20 s/d 24 dan 42 s/d 46
.....فَاعْمَلْ يـَا أَخِيْ بِـكُلِّ مَا فِيْ هَذَا الْكِتَابِ [كَنْزِ النَّجَاحِ وَالسُّرُوْرِ، مِنَ الْأَدْعِيَةِ الَّتِيْ تَشْرَحُ الصُّدُوْرَ] فَإِنَّهَا كَثِيْرَةُ الْفَوَائِدِ
…..maka amalkanlah, wahai saudaraku, doa-doa yang terdapat dalam kitab ini, Kanzunnajaah wassuruur minal ad’iyati allatii tasyrahushshuduur.
Karena doa-doa tersebut banyak faedahnya………
وَاعْمَلْ بِهَذَا الْمَطْلَبِ، وإِنَّمَا الَّذِيْ يَضُرُّكَ لَوْ اِعْتَقَدْتَ مَعَ الْعَمَلِ بِهَا ثُبُوْتَ وُرُوْدِهَا عَنِ النَّبِيِّ الْأَفْخَمِ، لِئَلَّا تَنْسِبَ إلَيْهِ مَا لَمْ يَقُلْهُ صَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَتَدْخُلَ فِي الْحَدِيْثِ الْوَارِدِ عَنِ نَبِيِّنَا الْمُخْتَارِ؛ مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
Amalkanlah anjuran ini.
Adapun yang membahayakan anda adalah ketika anda meyakini terbukti datangnya doa-doa tersebut dari Nabi yang agung (shallallaahu ‘alaihi wasallam) , agar anda tidak menisbatkan sesuatu yang tidak disabdakan oleh beliau shallallaahu Ta’ala ‘alaihi wasallam, maka anda masuk didalam hadits yang datang dari Nabi kita yang terpilih:
“Barang siapa berdusta atas saya dengan sengaja maka hendaklah dia menempatkan tempat duduknya di neraka”
فَاعْمَلْ بِهَا حِيْنَئِذٍ مُعْتَمِدًا عَلَى اللهِ، غَيْرَ مُلْتَفِتٍ إِلَى مَا سِوَاهُ،
Maka amalkanlah doa-doa tersebut,dengan bergantung kepada Allah, tanpa memperdulikan lain-Nya
لَا عَلَى أَنَّهَا مَرْوِيَّةٌ يَقِيْنًا عَنِ النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ، عَلَيْهِ أَفْضَلُ الصَّلَاةِ وَأَزْكَى التَّسْلِيْمِ،
Bukan meyakini doa-doa tersebut dari Nabi yang mulia –‘alaihi afdhalushshalaati wa azkattasliim-
اِقْتِدَاءً بِالسَّلَفِ الصَّالِحِ الَّذِيْنَ كَانُواْ يَفْعَلُوْنَهَا، وَيَحُضُّوْنَ عَلَيْهَا، تَبَرُّكًا بِعَمَلِهِمْ النَّاجِحِ،
Karena mengikuti salaf shalih yang mana mereka mengamalkannnya dan menganjurkannya, karena tabarruk dengan amal mereka yang sukses
وَتَأَسِّيًا بِالسَّادَةِ الصُّوْفِيَّةِ،
Dan karena meneladani saadat ulama sufi
وَامْتِثَالًا لِقَوْلِ مَنْ أَوْصَى بِهَا، وَتَيَمُّنًا بِأَفْعَالِهِمْ اَلْمَرْضِيَّةِ،
Dan karena mematuhi ucapan ulama yang berpesan dengan doa-doa tersebut, karena ‘ngalap barokah’ dengan af’al mereka yang diridhai
نَفَعَنَا اللهُ تَعَالَى بِهِمْ أَجْمَعِي
ْنَ، وَوَفَّقَنَا وَإِيَّاكَ لِمَا يُحِبُّهُ وَيَرْضَاهُ آمِيْنَ.
Semoga Allah Ta’ala memberi manfaat kepada kami dengan mereka semuanya.
Dan semoga Allah menolong kami dan anda kepada apa yang dicinta-Nya dan diridhai-Nya.
Amin..
🌹🌹🌹
Semoga bermanfaat
Diantara Hak Suami Atas Istrinya
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال قال، رسول الله صلى الله عليه وسلم:
إِذَا دَعَا الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَلَمْ تَأْتِهِ فَبَاتَ غَضْبَانَ عَلَيْهَا لَعَنَتْهَا الْمَلاَئِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
“Jika suami memanggil isterinya ke tempat tidurnya lalu ia tidak mendatanginya, sehingga dia tidur dalam keadaan marah kepadanya, maka para Malaikat melaknatnya hingga Shubuh.”
[Al-Bukhari dan Muslim]
Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:
1- Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Tidak ada (kewajiban) atas wanita, setelah hak Allah dan Rasul-Nya, yang lebih wajib dibanding hak suaminya."
2- Kewajiban isteri, ketika suami memanggilnya ke tempat tidur, ialah tidak menolaknya walaupun ia sedang sibuk dengan pekerjaannya. Karena hal itu menyebabkan laknat Malaikat kepadanya. Kecuali bila ia memberitahukan kepada suaminya tentang alasannya, lalu suami ridha dengan hal itu.
3- Makna hadits ini bahwa laknat akan berlanjut atasnya hingga kemaksiatan tersebut sirna dengan terbitnya fajar, bertaubat darinya, atau datang ke tempat tidurnya.
Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran:
- Wanita yang nusyuz ialah wanita yang bersikap sombong terhadap suaminya, tidak mau melakukan perintah suaminya, berpaling darinya, dan membenci suaminya. Apabila timbul tanda-tanda nusyuz pada diri si istri, hendaklah si suami menasihati dan menakutinya dengan siksa Allah bila ia durhaka terhadap dirinya. Karena sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepadanya agar taat kepada suaminya dan haram berbuat durhaka terhadap suami, karena suami mempunyai keutamaan dan memikul tanggung jawab terhadap dirinya.
وَاللاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ
Wanita-wanita yang kalian khawatiri nusyuznya, maka nasihatilah mereka. (An-Nisa: 34)
EMPAT PERTANYAAN DALAM MAHKAMAH DI SEBERANG MAUT
✍ Dalam sebuah hadist:
رَوى ابنُ حِبَّانَ والترمذيُّ في جامِعِه أنَّ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم قالَ: “لا تزولُ قَدَمَا عبدٍ يومَ القيامةِ حتَّى يُسألَ عن أربعٍ عَن عُمُرِه فيما أفناهُ وعن جسدِهِ فيما أبلاهُ وعن عِلمِهِ ماذا عَمِلَ فيهِ وعن مالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وفيما أنفقَهُ “.
Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan At-Tirmidzi, Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda :
Tidak akan bergeming kedua telapak kaki seorang hamba dihari kiamat sehingga ditanya empat perkara, yaitu tentang umurnya habis digunakan untuk apa, jasadnya rusak digunakan untuk apa, bagaimana mengamalkan ilmunya, hartanya dari mana mencari dan kemana membelanjakannya.
✍ Kandungan hadits.
Di Hari Perhitungan seseorang tidak bergerak dari tempatnya hingga ditanyakan 4 perkara:
👉 Tentang umurnya. Sejak baligh digunakan untuk apa sampai mati, bila digunakan untuk melaksanakan apa yang diwajibkan oleh Allah dan menjauhi apa yang diharamkan-Nya maka sungguh ia telah beruntung.
👉 Tentang badan, apakah digunakan untuk taat kepada Allah sehingga mendapatkan keberuntungan dan kebahagian. Tetapi bila digunakan untuk maksiat kepada Allah maka sungguh termasuk orang yang rugi dan bangkrut.
👉 Tentang ilmunya, apakah telah diamalkan. Ilmu yang berkah adalah ilmu yang mengantarkan pada ketaatan kepada Allah Subhanahu wata'ala dan menebar kebaikan untuk sesama.
👉 Sedang tentang hartanya depan-belakang, apakah cara perolehan dan zat nya halal. Bila halal maka menuntun kepada kebahagiaan abadi, dan sebaliknya.
✍ Manusia dalam urusan harta ada tiga, dua celaka dan satu selamat.
- Seseorang mengumpulkan harta yang haram.
- Mengumpulkan harta dengan cara yang halal kemudian dibelanjakan pada yang haram.
- Memperoleh dengan halal dan dibelanjakan ditempat yang halal.
✍ Firman Allah Subhanahu wata'ala yang melandasi hadits diatas adalah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (hari akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah. Sungguh Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan."
(QS.Al-Hasyr: 18)
[ Mulia Mulyadi ]
🍁 Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh🍁
رَوى ابنُ حِبَّانَ والترمذيُّ في جامِعِه أنَّ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم قالَ: “لا تزولُ قَدَمَا عبدٍ يومَ القيامةِ حتَّى يُسألَ عن أربعٍ عَن عُمُرِه فيما أفناهُ وعن جسدِهِ فيما أبلاهُ وعن عِلمِهِ ماذا عَمِلَ فيهِ وعن مالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وفيما أنفقَهُ “.
Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan At-Tirmidzi, Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda :
Tidak akan bergeming kedua telapak kaki seorang hamba dihari kiamat sehingga ditanya empat perkara, yaitu tentang umurnya habis digunakan untuk apa, jasadnya rusak digunakan untuk apa, bagaimana mengamalkan ilmunya, hartanya dari mana mencari dan kemana membelanjakannya.
✍ Kandungan hadits.
Di Hari Perhitungan seseorang tidak bergerak dari tempatnya hingga ditanyakan 4 perkara:
👉 Tentang umurnya. Sejak baligh digunakan untuk apa sampai mati, bila digunakan untuk melaksanakan apa yang diwajibkan oleh Allah dan menjauhi apa yang diharamkan-Nya maka sungguh ia telah beruntung.
👉 Tentang badan, apakah digunakan untuk taat kepada Allah sehingga mendapatkan keberuntungan dan kebahagian. Tetapi bila digunakan untuk maksiat kepada Allah maka sungguh termasuk orang yang rugi dan bangkrut.
👉 Tentang ilmunya, apakah telah diamalkan. Ilmu yang berkah adalah ilmu yang mengantarkan pada ketaatan kepada Allah Subhanahu wata'ala dan menebar kebaikan untuk sesama.
👉 Sedang tentang hartanya depan-belakang, apakah cara perolehan dan zat nya halal. Bila halal maka menuntun kepada kebahagiaan abadi, dan sebaliknya.
✍ Manusia dalam urusan harta ada tiga, dua celaka dan satu selamat.
- Seseorang mengumpulkan harta yang haram.
- Mengumpulkan harta dengan cara yang halal kemudian dibelanjakan pada yang haram.
- Memperoleh dengan halal dan dibelanjakan ditempat yang halal.
✍ Firman Allah Subhanahu wata'ala yang melandasi hadits diatas adalah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (hari akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah. Sungguh Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan."
(QS.Al-Hasyr: 18)
[ Mulia Mulyadi ]
🍁 Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh🍁
Pengertian Kalimat Ar-Rahman dan Ar-Rahim
القول في تأويل الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
keduanya merupakan isim yang berakar dari bentuk masdar Ar-Rahman dengan maksud mubalagah; lafaz Ar-Rahman lebih balig (kuat) daripada lafaz Ar-Rahim. Di dalam ungkapan Ibnu Jarir terkandung pengertian yang menunjukkan adanya riwayat yang menyatakan kesepakatan ulama atas hal ini. Di dalam kitab tafsir sebagian ulama Salaf terdapat keterangan yang menunjukkan kepada pengertian tersebut, seperti yang telah disebutkan di dalam asar mengenai kisah Nabi Isa a.s. Disebutkan bahwa dia pernah mengatakan, "Ar-Rahman artinya Yang Maha Pemurah di dunia dan di akhirat, sedangkan Ar-Rahim artinya Yang Maha Penyayang di akhirat."
Sebagian di antara mereka (ulama) ada yang menduga bahwa lafaz ini tidak ber-musytaq; karena seandainya ber-musytaq, niscaya tidak dihubungkan dengan sebutan subyek yang dibelaskasihani, dan Allah telah berfirman:
وَكانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيماً
Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang beriman. (Al-Ahzab: 43)
Ibnul Anbari di dalam kitab Az-Zahir meriwayatkan dari Al-Mubarrad, bahwa ar-rahman adalah nama ibrani, bukan nama Arab. Dan Abu Ishaq Az-Zujaji di dalam kitab Ma'ani Al-Qur'an. bahwa Ahmad bin Yahya mengatakan, Ar-Rahim adalah nama Arab, dan Ar-Rahman nama Ibrani. Karena itu, di antara keduanya digabungkan. Abu Ishaq mengatakan, pendapat ini tidak disukai.
Al-Qurtubi mengatakan bahwa dalil yang menunjukkan bahwa lafaz ar-rahman mempunyai asal kata yaitu sebuah hadis yang diketengahkan oleh Imam Turmuzi dan dinilai sahih olehnya melalui Abdur Rahman ibnu Auf r.a. yang menceritakan bahwa dia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda:
«قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: أَنَا الرَّحْمَنُ خَلَقْتُ الرَّحِمَ وَشَقَقْتُ لَهَا اسْمًا مِنَ اسْمِي فَمَنْ وَصَلَهَا وَصَلْتُهُ وَمَنْ قَطَعَهَا قَطَعْتُهُ»
Allah Swt. berfirman, "Akulah Ar-Rahman (Yang Maha Pemurah), Aku telah menciptakan rahim dan Aku belahkan salah satu nama-Ku buatnya. Maka barang siapa yang menghubungkannya, niscaya Aku berhubungan (dekat) dengannya; dan barang siapa yang memutuskannya, niscaya Aku putus (jauh) darinya.
Al-Qurtubi mengatakan bahwa nas hadis ini mengandung isytiqaq (pengasalan kata), maka tidak ada maknanya untuk diperselisihkan dan dipertentangkan. Adapun orang-orang Arab ingkar terhadap nama Ar-Rahman karena kebodohan mereka terhadap Allah dan apa-apa yang diwajibkannya.
Selanjutnya Al-Qurtubi mengatakan bahwa menurut pendapat lain lafaz ar-rahman dan ar-rahim mempunyai makna yang sama; perihalnya sama dengan lafaz nadmana dan nadim, menurut Abu Ubaid. Menurut pendapat yang lainnya lagi, sebuah isim yang ber-wazan fa'lana tidak sama dengan yang ber-wazan fa'ilun, karena wazan fa'-lana hanya dilakukan untuk tujuan mubalagah fi'il, yang dimaksud misalnya seperti ucapanmu rajulun gadbanu ditujukan kepada seorang lelaki yang pemarah. Sedangkan wazan fa'ilun adakalanya menunjukkan makna fa'il dan adakalanya menunjukkan makna maful.
Abu Ali Al-Farisi mengatakan bahwa ar-rahman adalah isim yang mengandung makna umum dipakai untuk semua jenis rahmat yang khusus dimiliki oleh Allah Swt., sedangkan ar-rahim hanya di-khususkan buat orang-orang mukmin saju, seperti pengertian yang terkandung di dalam firman-Nya:
{وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا}
Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang beriman. (Al-Ahzab: 43)
Ibnu Abbas mengatakan bahwa keduanya merupakan isim yang menunjukkan makna lemah lembut, sedangkan salah satu di antaranya lebih lembut daripada yang lainnya, yakni lebih kuat makna rahmat-nya daripada yang lain.
Kemudian diriwayatkan dari Al-Khattabi dan lain-lainnya bahwa mereka merasa kesulitan dalam mengartikan sifat ini, dan mereka mengatakan barangkali makna yang dimaksud ialah lembut, sebagaimana pengertian yang terkandung di dalam sebuah hadis, yaitu:
«إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ ويعطي عَلَى الرِّفْقِ مَا لَا يُعْطِي عَلَى الْعُنْفِ»
Sesungguhnya Allah Mahalembut, Dia mencintai sikap lembut dalam semua perkara, dan Dia memberi kepada sikap yang lembut pahala yang tidak pernah Dia berikan kepada sikap yang kasar.
Ibnul Mubarak mengatakan makna ar-rahman ialah "bila diminta memberi", sedangkan makna ar-rahim ialah "bila tidak diminta marah", sebagaimana pengertian dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Turmuzi dan Imam Ibnu Majah melalui hadis Abu Saleh Al-Farisi Al-Khauzi, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
«مَنْ لَمْ يَسْأَلِ اللَّهَ يَغْضَبْ عليه»
Barang siapa yang tidak pernah meminta kepada Allah, niscaya Allah murka terhadapnya.
Salah seorang penyair mengatakan:
اللَّهُ يَغْضَبُ إِنْ تَرَكْتَ سُؤَالَهُ ... وَبُنَيُّ آدَمَ حين يسأل يغضب
Allah murka bila kamu tidak meminta kepada-Nya, sedangkan Bani Adam bila diminta pasti marah.
Ibnu Jarir mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami As-Sirri ibnu Yahya At-Tamimi, telah menceritakan kepada kami Usman ibnu Zufar yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Al-Azrami berkata sehubungan dengan makna ar-rahmanir rahim, "Ar-Rahman artinya Maha Pemurah kepada semua makhluk (baik yang kafir ataupun yang mukmin), sedangkan Ar-Rahim Maha Penyayang kepada kaum mukmin."
Mereka (para ulama ahli tafsir) mengatakan, mengingat hal tersebut dinyatakan di dalam firman-Nya:
ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ
kemudian Dia ber-istiwa di atas Arasy, (Dia-lah) Yang Maha Pemurah. (Al-Furqan: 59)
Di dalam firman lainnya disebutkan pula:
الرَّحْمنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوى
Tuhan Yang Maha Pemurah bersemayam di atas Arasy. (Thaha: 5)
Allah menyebut nama Ar-Rahman untuk diri-Nya dalam peristiwa ini agar semua makhluk memperoleh kemurahan rahmat-Nya. Dalam ayat lain Allah Swt. telah berfirman:
{وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا}
Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang beriman. (Al-Ahzab: 43)
Maka Dia mengkhususkan nama Ar-Rahim untuk mereka. Mereka mengatakan, hal ini menunjukkan bahwa lafaz ar-rahman mempunyai pengertian mubalagah dalam kasih sayang, mengingat kasih sayang bersifat umum —baik di dunia maupun di akhirat— bagi semua makhluk-Nya. Sedangkan lafaz ar-rahim dikhususkan bagi hamba-Nya yang beriman. Akan tetapi, memang di dalam sebuah doa yang ma'sur disebut "Yang Maha Pemurah di dunia dan di akhirat, Yang Maha Penyayang di dunia dan di akhirat".
Nama Ar-Rahman hanya khusus bagi Allah Swt. semata, tiada selain-Nya yang berhak menyandang nama ini, sebagaimana dinyata-kan di dalam firman-Nya:
قُلِ ادْعُوا اللَّهَ أَوِ ادْعُوا الرَّحْمنَ أَيًّا مَا تَدْعُوا فَلَهُ الْأَسْماءُ الْحُسْنى
Katakanlah, "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan narna yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai asma-ul husna (nama-nama yang terbaik)." (Al-Isra: 110)
Dalam ayat lainnya lagi Allah Swt. telah berfirman:
وَسْئَلْ مَنْ أَرْسَلْنا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رُسُلِنا أَجَعَلْنا مِنْ دُونِ الرَّحْمنِ آلِهَةً يُعْبَدُونَ
Dan tanyakanlah kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum kamu, "Adakah Kami menentukan tuhan-tuhan untuk disembah selain Allah Yang Maha Pemurah!" (Az-Zukhruf: 45)
Ketika Musailamah Al-Kazzab (si pendusta) melancarkan provokasi-nya, dia menamakan dirinya dengan julukan "Rahmanul Yamamah". Maka Allah mendustakannya dan membuatnya terkenal dengan julukan Al-Kazzab (si pendusta); tidak sekali-kali ia disebut melainkan dengan panggilan Musailamah Al-Kazzab, sehingga dia dijadikan sebagai peribahasa dalam hal kedustaan di kalangan penduduk perkotaan dan penduduk perkampungan serta kalangan orang-orang Badui yang bertempat tinggal di Padang Sahara.
Sebagian ulama menduga bahwa lafaz ar-rahim lebih balig dari-pada lafaz ar-rahman, karena lafaz ar-rahim dipakai sebagai kata penguat sifat, sedangkan suatu lafaz yang berfungsi sebagai taukid (penguat) tiada lain kecuali lafaz yang bermakna lebih kuat daripada lafaz yang dikukuhkan. Sebagai bantahannya dapat dikatakan bahwa dalam masalah ini subyeknya bukan termasuk ke dalam Bab "Taukid", melainkan Bab "Na'at" (Sifat); dan apa yang mereka sebutkan tentangnya tidak wajib diakui. Berdasarkan ketentuan ini, maka lafaz ar-rahman tidak layak disandang selain Allah Swt. Karena Dialah yang pertama kali menamakan diri-Nya Ar-Rahman hingga selain-Nya tidak boleh menyandang sifat ini. sebagaimana yang telah dijelaskan di dalam firman-Nya: Katakanlah,
{قُلِ ادْعُوا اللَّهَ أَوِ ادْعُوا الرَّحْمَنَ أَيًّا مَا تَدْعُوا فَلَهُ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى}
"Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai asma-ul husna (nama-nama yang terbaik)." (Al-Isra: 110)
Sesungguhnya Musailamah Al-Kazzab dari Yamamah secara kurang ajar berani menamakan dirinya dengan sebutan "Ar-Rahman" hanya karena dia sesat, dan tiada yang mau mengikutinya kecuali hanya orang-orang sesat seperti dia.
Adapun lafaz ar-rahim, maka Allah Swt. menyifati selain diri-Nya dengan sebutan ini, sebagaimana yang disebutkan di dalam firman-Nya:
لَقَدْ جاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَؤُفٌ رَحِيمٌ
Sesungguhnya telah datang kepada kalian seorang rasul dari 'kaum kalian sendiri, berat terasa olehnya penderitaan kalian, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagi kalian, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. (At-Taubah: 128)
Sebagaimana Dia pun menyifatkan selain-Nya dengan sebagian dari asma-asma-Nya. seperti yang dinyatakan di dalam firman-Nya:
إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنْسانَ مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشاجٍ نَبْتَلِيهِ فَجَعَلْناهُ سَمِيعاً بَصِيراً
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. (Al-Insan: 2)
Dapat disimpulkan bahwa sebagian dari asma-asma Allah ada yang dapat disandang oleh selain-Nya dan ada yang tidak boleh dijadikan nama selain-Nya, seperti lafaz Allah, Ar-Rahman, Ar-Raziq, dan Al-Khaliq serta lain-lainnya yang sejenis. Karena itulah dimulai dengan sebutan nama Allah, kemudian disifati dengan ar-rahman karena lafaz ini lebih khusus dan lebih makrifat daripada lafaz ar-rahim. Karena penyebutan nama pertama harus dilakukan dengan nama paling mulia, maka dalam urutannya diprioritaskan yang lebih khusus.
Jika ditanyakan, "Bila lafaz ar-rahman lebih kuat mubalagah-nya, mengapa lafaz ar-rahim juga disebut, padahal sudah cukup dengan menyebut ar-rahman saja?" Telah diriwayatkan dari Ata Al-Khurrasani yang maknanya sebagai berikut: Mengingat ada yang menamakan dirinya dengan sebutan ar-rahman selain Dia, maka didatangkanlah lafaz ar-rahim untuk membantah dugaan yang tidak benar itu, karena sesungguhnya tiada seorang pun yang berhak disifati dengan julukan ar-rahmanir rahim kecuali hanya Allah semata. Demikian yang diriwayatkan oleh lbnu Jarir, dari Ata, selanjutnya Ibnu Jarirlah yang mengulasnya.
Tetapi sebagian dari kalangan mereka ada yang menduga bahwa orang-orang Arab pada mulanya tidak mengenal kata ar-rahman sebelum Allah memperkenalkan diri-Nya dengan sebutan itu melalui firman-Nya:
{قُلِ ادْعُوا اللَّهَ أَوِ ادْعُوا الرَّحْمَنَ أَيًّا مَا تَدْعُوا فَلَهُ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى}
Katakanlah, "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai asma-ul husna (nama-nama yang terbaik)." (Al-Isra: 110)
Karena itulah orang-orang kafir Quraisy di saat Perjanjian Hudaibiyyah dilaksanakan —yaitu ketika Rasulullah Saw. bersabda, "Bolehkah aku menulis (pada permulaan perjanjian) kata bismillahir rahmanir rahim (dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang)?"— mereka mengatakan, "Kami tidak mengenal ar-rahman, tidak pula ar-rahim." Demikian menurut riwayat Imam Bukhari. Sedangkan menurut riwayat lain, jawaban mereka adalah, "Kami tidak mengenal ar-rahman kecuali Rahman dari Yamamah" (maksudnya Musailamah Al-Kazzab).
Allah Swt. telah berfirman:
وَإِذا قِيلَ لَهُمُ اسْجُدُوا لِلرَّحْمنِ قالُوا وَمَا الرَّحْمنُ أَنَسْجُدُ لِما تَأْمُرُنا وَزادَهُمْ نُفُوراً
Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Sujudlah kalian kepada Yang Maha Rahman (Pemurah)," mereka menjawab, "Siapakah Yang Maha Penyayang ihi? Apakah kami akan sujud kepada Tuhan Yang kamu perintahkan kami (bersujud kepada-Nya)?", dan (perintah sujud iru) menambah mereka jauh (dari iman). (Al-Furqan: 60)
Menurut pengertian lahiriahnya ingkar yang mereka lakukan itu hanya merupakan sikap membangkang, ingkar, dan kekerasan hati mereka dalam kekufuran. Karena sesungguhnya telah ditemukan pada syair-syair Jahiliah mereka penyebutan Allah dengan istilah Ar-Rahman. Ibnu Jarir menyebutkan bahwa ada seseorang Jahiliah yang bodoh mengatakan syair berikut:
أَلَا ضَرَبَتْ تِلْكَ الْفَتَاةُ هَجِينَهَا ... أَلَا قَضَبَ الرَّحْمَنُ رَبِّي يَمِينَهَا
Mengapa gadis itu tidak memukul (menghardik)untanya, bukankah tongkat rahman Rabbku berada di tangan kanannya?
Salamah ibnu Jundub At-Tahawi mengatakan dalam salah satu bait syairnya:
عجلتم علينا إذ عجلنا عَلَيْكُمُ ... وَمَا يَشَأِ الرَّحْمَنُ يَعْقِدُ وَيُطْلِقِ
Kalian terlalu tergesa-gesa terhadap kami di saat kami tergesa-gesa terhadap kalian, padahal Tuhan Yang Maha Pemurah tidak menghendaki adanya akad. lalu talak (putus hubungan).
Ibnu Jarir mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Usman ibnu Sa'id, telah menceritakan kepada kami Bisyr ibnu Imarah, telah menceritakan kepada kami Abu Rauq, dari Dahhak, dari Abdullah ibnu Abbas yang mengatakan bahwa ar-rahman adalah wazan fa'lana dari lafaz ar-rahmah, dan ia termasuk kata-kata Arab.
Ibnu Jarir mengatakan, ar-rahmanir rahim artinya "Yang Maha Lemah Lembut lagi Maha Penyayang kepada orang yang Dia suka merahmatinya, dan jauh lagi keras terhadap orang yang Dia suka berlaku keras terhadapnya". Demikian pula semua asma-Nya, yakni mempunyai makna yang sama.
Ibnu Jarir mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Basysyar, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Mas'adah, dari Auf, dari Al-Hasan yang mengatakan bahwa ar-rahman adalah isim yang dilarang bagi selain Dia menyandangnya.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id Yahya ibnu Sa'id Al-Qattan, telah menceritakan kepada kami Zaid ibnul Habbab, telah menceritakan kepadaku Abul Asyhab, dari Al-Hasan yang mengatakan bahwa ar-rahman adalah isim yang tiada seorang manusia pun mampu menyandangnya; Allah menamakan diri-Nya dengan isim ini.
Di dalam hadis Ummu Salamah disebutkan bahwa Rasulullah Saw. memutus-mutuskan bacaannya dari suatu kalimat ke kalimat lain seperti berikut:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ. الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Maka sebagian dari kalangan ulama ada yang membacanya seperti bacaan di atas; mereka terdiri atas sejumlah ulama. Di antara mereka ada yang. meneruskan bacaan basmalah dengan firman-Nya:
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Menurut jumhur ulama, huruf mim dibaca kasrah hingga menjadi ar-rahimil hamdu, karena ada dua huruf sukun bertemu.
Akan tetapi, Imam Kisai' meriwayatkan dari ulama Kufah dari sebagian orang-orang Arab, bahwa huruf mim dibaca fathah karena disambungkan dengan hamzah alhamdu. Mereka mengucapkannya ar-rahimal hamdu lillahi, memindahkan harakat fathah hamzah al-hamdu kepada huruf mim ar-rahim setelah disukunkan, sebagaimana dibaca demikian firman Allah Swt.
الم اللَّهُ لَا إِلهَ إِلَّا هُوَ
Alif lam mim. Allah, tiada Tuhan selain Dia.
Ibnu Atiyyah mengatakan bahwa sepengetahuannya qiraah ini belum pernah ia dengar dari seorang pun.
10 YANG AKU TAKUT
1. Yang aku takut:
Hatiku kian mengeras dan sulit menerima nasihat, namun sangat pandai menasihati.
2. Yang aku takut:
Aku merasa aku paling benar, sehingga merendahkan kebenaran yang lain.
3. Yang aku takut:
Egoku terlalu tinggi, hingga merasa aku paling baik di antara yang lain.
4. Yang aku takut:
Aku lupa cermin diri sendiri,namun sibuk berprasangka buruk kepada yang lain.
5. Yang aku takut:
Ilmuku akan membuatku menjadi sombong, memandang rendah dan membeda-bedakan dengan yang lain.
6. Yang aku takut:
Lidahku makin lincah membicarakan aib saudaraku, namun lupa dengan aib sendiri yang menggunung.
7. Yang aku takut:
Aku hanya hebat dalam berkata, namun buruk dalam bertindak.
8. Yang aku takut:
Aku hanya pintar dalam berkhotbah, namun sulit untuk mentaatinya.
9. Yang aku takut:
Aku hanya cerdas dalam mengkritik, namun lemah dalam memperbaiki diri sendiri.
10. Yang aku takut:
Aku membenci dosa orang lain.
Namun saat aku sendiri buat dosa, aku enggan membencinya.
Hatiku kian mengeras dan sulit menerima nasihat, namun sangat pandai menasihati.
2. Yang aku takut:
Aku merasa aku paling benar, sehingga merendahkan kebenaran yang lain.
3. Yang aku takut:
Egoku terlalu tinggi, hingga merasa aku paling baik di antara yang lain.
4. Yang aku takut:
Aku lupa cermin diri sendiri,namun sibuk berprasangka buruk kepada yang lain.
5. Yang aku takut:
Ilmuku akan membuatku menjadi sombong, memandang rendah dan membeda-bedakan dengan yang lain.
6. Yang aku takut:
Lidahku makin lincah membicarakan aib saudaraku, namun lupa dengan aib sendiri yang menggunung.
7. Yang aku takut:
Aku hanya hebat dalam berkata, namun buruk dalam bertindak.
8. Yang aku takut:
Aku hanya pintar dalam berkhotbah, namun sulit untuk mentaatinya.
9. Yang aku takut:
Aku hanya cerdas dalam mengkritik, namun lemah dalam memperbaiki diri sendiri.
10. Yang aku takut:
Aku membenci dosa orang lain.
Namun saat aku sendiri buat dosa, aku enggan membencinya.
PUASA ASYURA
عَنْ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ ( يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ! إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ (: فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ، إِنْ شَاءَ اللَّهُ، صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ. قَالَ: فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ، حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ
Abdullah bin Abbas radliallahu 'anhuma berkata saat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa pada hari 'Asyura`dan juga memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa; Para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah, itu adalah hari yang sangat diagungkan oleh kaum Yahudi dan Nashrani." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada tahun depan insya Allah, kita akan berpuasa pada hari ke sembilan (Muharram)." Tahun depan itu pun tak kunjung tiba, hingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam wafat.
(HR. Muslim 1916)
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ ( يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إَِلا هَذَا الْيَوْمَ، يَوْمَ عَاشُورَاءَ، وَهَذَا الشَّهْرَ، يَعْنِي: شَهْرَ رَمَضَانَ. ] صحيح البخاري،
Dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata: "Tidak pernah aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sengaja berpuasa pada suatu hari yang Beliau istimewakan dibanding hari-hari lainnya kecuali hari 'Asyura' dan bulan ini, yaitu bulan Ramadhan". HR. Al-Bukhari 1867
وعَنْ أَبِي قَتَادَةَ (، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ (: صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ.
Dari Abu Qatadah Rasulullah bersabda :”Puasa sepuluh Muharram, aku berharap Allah akan menghapus dosa setahun sebelumnya."
(Shahih: Muslim)
Sebagai bentuk kehati-hatian dianjurkan berpuasa dua hari, yaitu hari ke sembilan dan hari ke sepuluh.
Puasa pada hari kesembilan adalah dimaksudkan untuk menyelisihi orang-orang Yahudi yang juga berpuasa hari kesepuluh.
Puasa yang utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Muharram, yaitu dengan memperbanyak puasa di bulan Muharram.
Puasa hari 'Asyura dalam kehidupan Rasulullah melewati empat fase, yaitu:
1. Rasulullah berada di Makkah SAW, beliau berpuasa pada hari tersebut bersama kaum jahiliah.
2. Ketika beliau SAW hijrah menujuJumaah, dan mendapati kaum yahudi berpuasa pada hari Asyura. Maka beliau pun berpuasa dan memerintahkan para sahabatnya agar berpuasa pada hari tersebut. Pada fase ini puasa Asyura menjadi puasa yang diwajibkan.
3. Setelah turunnya kewajiban untuk berpuasa di bulan Ramadhan, hukum berpuasa di hari 'Asyura menjadi sunah tidak lagi wajib.
4. Diakhir hayatnya, Rasulullah SAW berniat untuk berpuasa pada hari kesembilan guna menyelisihi kaum Yahudi yang hanya mengkhususkan puasa mereka pada hari kesepuluh ('Asyura).
SELAMAT BERPUASA ASYURA SAUDARKU SEMUA
SMOGA KITA TERMASUK ORNG PILIAN ALLAH
Aamiin
Fastabiqul khoirot
ANTARA BENAR ,MERASA PALING BENAR DAN PAHAM
Pub Oleh Von Edison Alouisci
.
TO THE POINT
.
Menjadi Benar itu penting, namun Merasa Paling Benar itu tidak baik.
.
Kearifan akan membuat seorang menjadi Benar, bukan Merasa Benar.
.
Perbedaan Orang Benar dan Orang Yg Merasa Benar :
Orang Benar, tidak akan berpikiran bahwa ia adlh yg paling benar.
.
Sebaliknya orang yg merasa benar, di dalam pikirannya hanya dirinyalah yg paling benar.
.
Orang Benar, bisa menyadari kesalahannya.
.
Sedangkan Orang Yg Merasa Benar, merasa tidak perlu untuk Mengaku Salah.
.
.Orang Benar, setiap saat akan introspeksi diri dan bersikap Rendah Hati.
.
Tetapi Orang Yg Merasa Benar, merasa tidak perlu introspeksi. Karena merasa sudah benar, mereka cenderung Tinggi Hati.
.
Orang Benar memiliki Kelembutan Hati. Ia dapat menerima masukan dan kritikan dari siapa saja, sekalipun itu dari anak kecil.
.
Orang Yg Merasa Benar, Hatinya Keras. Ia sulit untuk menerima nasihat dan masukan apalagi kritikan.
.
Orang Benar akan selalu Menjaga Perkataan dan Perilakunya, serta berucap Penuh Kehati-hatian.
.
Orang Yg Merasa Benar : berpikir, berkata, dan berbuat sekehendak hatinya, tanpa pertimbangan/pedulikan perasaan orang lain.
.
Pada akhirnya, orang Benar akan dihormati, dicintai dan disegani oleh hampir semua orang.
.
Sedangkan orang yg Merasa Benar Sendiri hanya akan disanjung oleh mereka yg berpikiran sempit, dan yg sepemikiran dgnnya, atau mereka yg hanya sekedar ingin memanfaatkan dirinya.
.
Mari terus memperbaiki diri untuk bisa Menjadi Benar, agar tidak selalu Merasa Benar.
.
Untuk mengerti BAHWA diri kita BENAR maka modal dasarnya adalah PAHAM ILMUNYA.
.
Untuk paham ilmu..maka harus teliti.cermat dan mengasah otak dgn keseriusan tinggi bukan hanya TERIMA SUDAH MASAK
.
Ada berapa tingkatan BAGAIMANS YG DI SEBUT PAHAM.
.
Perhatikan baik baik hal berikut :
.
" Tingkat terbawah dalam ilmu adalah paham. Ini wilayah kejernihan logika berfikir dan kerendahan hati. Ilmu tidak membutakannya, malah menjadikannya kaya.
.
Tingkat ke dua terbawah adalah kurang paham. Orang kurang paham akan terus belajar sampai dia paham. Ia akan terus bertanya untuk mendapatkan simpul pemahaman yang benar.
.
Naik setingkat lagi adalah mereka yang salah paham. Salah paham itu biasanya karena emosi di-kedepankan, sehingga ia tidak sempat berfikir jernih. Dan ketika mereka akhirnya paham, mereka biasanya meminta maaf atas kesalah-pahamnya. Jika tidak, ia akan naik ke tingkat tertinggi dari ilmu.
.
Nah, tingkat tertinggi dari ilmu itu ialah gagal paham. Gagal paham ini biasanya lebih karena kesombongan. Karena merasa berilmu, ia sudah tidak mau lagi menerima ilmu dari orang lain. Ia selalu merasa cukup dengan pendapatnya sendiri. Parahnya, ia tidak menyadari bahwa pemahamannya yang gagal itu menjadi bahan ketawaan orang yang paham. Ia tetap dengan dirinya bangga dengan ke-gagal pahamannya..."
.
"Kok paham ada di tingkat terbawah dan gagal paham di tingkat yang paling tinggi ? Apa gak terbalik ?"
.
Temanku tersenyum. Sepertinya ini momen yang menarik baginya.
.
"Orang semakin paham akan semakin membumi. Ia menjadi bijaksana karena akhirnya ia tahu bahwa sebenarnya ia tidak tahu apa-apa. Ia terus menerima darimana-pun ilmu datangnya. Ia tidak melihat siapa, tetapi apa yg disampaikan. Ia paham, ilmu itu seperti air dan air hanya mengalir ke tempat yang lebih rendah. Semakin ia merendahkan hatinya, semakin tercurah ilmu kepadanya.
.
Sedangkan gagal paham itu ilmu tingkat tinggi. Ia seperti balon gas yang berada di awan. Ia terbang dengan kesombongannya. Masalahnya, ia tidak mempunyai pijakan yang kuat, sehingga mudah ditiup angin tanpa mampu menolak. Akhirnya ia terbawa kemana2 sampai terlupa jalan pulang. Ia tersesat dengan pemahamannya dan lambat laun akan di-binasakan oleh kesombongannya.."
.
Ah aku mengerti sekarang...
.
"Jadi yang perlu diingat, akal akan berfungsi dengan benar ketika hatimu rendah. Ketika hatimu meninggi, maka ilmu juga-lah yang membutakan si pemilik akal.."
.
Kuangkat secangkir kopi untuk temanku ini. Ternyata disitulah kuncinya.
.
"Lidah orang bijaksana berada di dalam hatinya, dan hati orang dungu berada di belakang lidahnya.."
.
"Ilmu itu open ending. Makin digali makin terasa dangkal. Jd klu ada org merasa sdh tau segalanya berarti tidak tau apa apa...dan seperti awal bahasan diatas bahwa jangan merasa yakin diri benar sedang ilmunya belum paham krn byk hal yg belum di gali.
.
JANGAN MUDAH MERASA PALING BENAR,MERASA PALING PAHAM SEDANG DIRI MASIH MENCARI ILMU DARI ORANG LAIN.
.
"Diatas langit masih ada langit"
.
jgn pernah tersirat secuil kesombongan dan riya dalam hati sedang masih banyak orang kita lihat seperti biasa namun ilmunya jauh lebih tinggi dan punya pengalaman luas yg tdk penah kita alami.
Jadi tetaplah mencermati apa yg disampaikan orang lain krn belum tentu kita mengerti dan kita pelajari dgn teliti.
.
"INTROPEKSI DIRI LEBIH BAIK"
.
Intaha.
.
By.Von Edison Alouisci.
at kingstones street Tgl 3.8.2016
.
Kontak :
Official LINE ID @cpu9611
WA +6281273311201
BBM 54CB428E
IG @von.edison.alouisci
Twitter @von _edison
FB. www.facebook.com/von.edison.alouisci
BLOG :
www.v-e-alouisci.blogspot.com
www.vonedison.blogspot.com
.
TO THE POINT
.
Menjadi Benar itu penting, namun Merasa Paling Benar itu tidak baik.
.
Kearifan akan membuat seorang menjadi Benar, bukan Merasa Benar.
.
Perbedaan Orang Benar dan Orang Yg Merasa Benar :
Orang Benar, tidak akan berpikiran bahwa ia adlh yg paling benar.
.
Sebaliknya orang yg merasa benar, di dalam pikirannya hanya dirinyalah yg paling benar.
.
Orang Benar, bisa menyadari kesalahannya.
.
Sedangkan Orang Yg Merasa Benar, merasa tidak perlu untuk Mengaku Salah.
.
.Orang Benar, setiap saat akan introspeksi diri dan bersikap Rendah Hati.
.
Tetapi Orang Yg Merasa Benar, merasa tidak perlu introspeksi. Karena merasa sudah benar, mereka cenderung Tinggi Hati.
.
Orang Benar memiliki Kelembutan Hati. Ia dapat menerima masukan dan kritikan dari siapa saja, sekalipun itu dari anak kecil.
.
Orang Yg Merasa Benar, Hatinya Keras. Ia sulit untuk menerima nasihat dan masukan apalagi kritikan.
.
Orang Benar akan selalu Menjaga Perkataan dan Perilakunya, serta berucap Penuh Kehati-hatian.
.
Orang Yg Merasa Benar : berpikir, berkata, dan berbuat sekehendak hatinya, tanpa pertimbangan/pedulikan perasaan orang lain.
.
Pada akhirnya, orang Benar akan dihormati, dicintai dan disegani oleh hampir semua orang.
.
Sedangkan orang yg Merasa Benar Sendiri hanya akan disanjung oleh mereka yg berpikiran sempit, dan yg sepemikiran dgnnya, atau mereka yg hanya sekedar ingin memanfaatkan dirinya.
.
Mari terus memperbaiki diri untuk bisa Menjadi Benar, agar tidak selalu Merasa Benar.
.
Untuk mengerti BAHWA diri kita BENAR maka modal dasarnya adalah PAHAM ILMUNYA.
.
Untuk paham ilmu..maka harus teliti.cermat dan mengasah otak dgn keseriusan tinggi bukan hanya TERIMA SUDAH MASAK
.
Ada berapa tingkatan BAGAIMANS YG DI SEBUT PAHAM.
.
Perhatikan baik baik hal berikut :
.
" Tingkat terbawah dalam ilmu adalah paham. Ini wilayah kejernihan logika berfikir dan kerendahan hati. Ilmu tidak membutakannya, malah menjadikannya kaya.
.
Tingkat ke dua terbawah adalah kurang paham. Orang kurang paham akan terus belajar sampai dia paham. Ia akan terus bertanya untuk mendapatkan simpul pemahaman yang benar.
.
Naik setingkat lagi adalah mereka yang salah paham. Salah paham itu biasanya karena emosi di-kedepankan, sehingga ia tidak sempat berfikir jernih. Dan ketika mereka akhirnya paham, mereka biasanya meminta maaf atas kesalah-pahamnya. Jika tidak, ia akan naik ke tingkat tertinggi dari ilmu.
.
Nah, tingkat tertinggi dari ilmu itu ialah gagal paham. Gagal paham ini biasanya lebih karena kesombongan. Karena merasa berilmu, ia sudah tidak mau lagi menerima ilmu dari orang lain. Ia selalu merasa cukup dengan pendapatnya sendiri. Parahnya, ia tidak menyadari bahwa pemahamannya yang gagal itu menjadi bahan ketawaan orang yang paham. Ia tetap dengan dirinya bangga dengan ke-gagal pahamannya..."
.
"Kok paham ada di tingkat terbawah dan gagal paham di tingkat yang paling tinggi ? Apa gak terbalik ?"
.
Temanku tersenyum. Sepertinya ini momen yang menarik baginya.
.
"Orang semakin paham akan semakin membumi. Ia menjadi bijaksana karena akhirnya ia tahu bahwa sebenarnya ia tidak tahu apa-apa. Ia terus menerima darimana-pun ilmu datangnya. Ia tidak melihat siapa, tetapi apa yg disampaikan. Ia paham, ilmu itu seperti air dan air hanya mengalir ke tempat yang lebih rendah. Semakin ia merendahkan hatinya, semakin tercurah ilmu kepadanya.
.
Sedangkan gagal paham itu ilmu tingkat tinggi. Ia seperti balon gas yang berada di awan. Ia terbang dengan kesombongannya. Masalahnya, ia tidak mempunyai pijakan yang kuat, sehingga mudah ditiup angin tanpa mampu menolak. Akhirnya ia terbawa kemana2 sampai terlupa jalan pulang. Ia tersesat dengan pemahamannya dan lambat laun akan di-binasakan oleh kesombongannya.."
.
Ah aku mengerti sekarang...
.
"Jadi yang perlu diingat, akal akan berfungsi dengan benar ketika hatimu rendah. Ketika hatimu meninggi, maka ilmu juga-lah yang membutakan si pemilik akal.."
.
Kuangkat secangkir kopi untuk temanku ini. Ternyata disitulah kuncinya.
.
"Lidah orang bijaksana berada di dalam hatinya, dan hati orang dungu berada di belakang lidahnya.."
.
"Ilmu itu open ending. Makin digali makin terasa dangkal. Jd klu ada org merasa sdh tau segalanya berarti tidak tau apa apa...dan seperti awal bahasan diatas bahwa jangan merasa yakin diri benar sedang ilmunya belum paham krn byk hal yg belum di gali.
.
JANGAN MUDAH MERASA PALING BENAR,MERASA PALING PAHAM SEDANG DIRI MASIH MENCARI ILMU DARI ORANG LAIN.
.
"Diatas langit masih ada langit"
.
jgn pernah tersirat secuil kesombongan dan riya dalam hati sedang masih banyak orang kita lihat seperti biasa namun ilmunya jauh lebih tinggi dan punya pengalaman luas yg tdk penah kita alami.
Jadi tetaplah mencermati apa yg disampaikan orang lain krn belum tentu kita mengerti dan kita pelajari dgn teliti.
.
"INTROPEKSI DIRI LEBIH BAIK"
.
Intaha.
.
By.Von Edison Alouisci.
at kingstones street Tgl 3.8.2016
.
Kontak :
Official LINE ID @cpu9611
WA +6281273311201
BBM 54CB428E
IG @von.edison.alouisci
Twitter @von _edison
FB. www.facebook.com/von.edison.alouisci
BLOG :
www.v-e-alouisci.blogspot.com
www.vonedison.blogspot.com
SEPULUH WASIAT ALLAH 'AZZA WA JALLA
Allah 'azza wa jalla berfirman,
قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ أَلَّا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ مِنْ إِمْلَاقٍ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ وَلَا تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ وَلَا تَقْرَبُوا مَالَ الْيَتِيمِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ حَتَّى يَبْلُغَ أَشُدَّهُ وَأَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ بِالْقِسْطِ لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا وَإِذَا قُلْتُمْ فَاعْدِلُوا وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَى وَبِعَهْدِ اللَّهِ أَوْفُوا ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Katakanlah: Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Rabbmu, yaitu:
(1) Janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia.
(2) Dan berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak.
(3) Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka.
(4) Dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak maupun yang tersembunyi.
(5) Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar.
Yang demikian itu diwasiatkan oleh Allah kepadamu supaya kamu berakal.
(6) Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang terbaik, hingga sampai ia dewasa (serahkanlah hartanya kepadanya).
(7) Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya.
(8) Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil meskipun terhadap karib kerabat.
(9) Dan penuhilah janji Allah.
Yang demikian itu diwasiatkan oleh Allah kepadamu agar kamu mengambil pelajaran.
(10) Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah jalan Ini, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya.
Yang demikian itu diwasiatkan oleh Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” [Al An’am: 151-153]
قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ أَلَّا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ مِنْ إِمْلَاقٍ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ وَلَا تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ وَلَا تَقْرَبُوا مَالَ الْيَتِيمِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ حَتَّى يَبْلُغَ أَشُدَّهُ وَأَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ بِالْقِسْطِ لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا وَإِذَا قُلْتُمْ فَاعْدِلُوا وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَى وَبِعَهْدِ اللَّهِ أَوْفُوا ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Katakanlah: Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Rabbmu, yaitu:
(1) Janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia.
(2) Dan berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak.
(3) Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka.
(4) Dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak maupun yang tersembunyi.
(5) Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar.
Yang demikian itu diwasiatkan oleh Allah kepadamu supaya kamu berakal.
(6) Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang terbaik, hingga sampai ia dewasa (serahkanlah hartanya kepadanya).
(7) Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya.
(8) Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil meskipun terhadap karib kerabat.
(9) Dan penuhilah janji Allah.
Yang demikian itu diwasiatkan oleh Allah kepadamu agar kamu mengambil pelajaran.
(10) Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah jalan Ini, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya.
Yang demikian itu diwasiatkan oleh Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” [Al An’am: 151-153]
ADA 8 JENIS REZEKI DARI ALLAH
1.Rezeki Yang Telah Dijamin.
وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ
"Tidak ada satu makhluk melatapun yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin ALLAH rezekinya."
(Surah Hud : 6).
2. Rezeki Karena Usaha.
وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَانِ إِلَّا مَا سَعَى
"Tidaklah manusia mendapatkan apa-apa kecuali apa yang dikerjakannya."
(Surah An-Najm : 39).
3. Rezeki Karena Bersyukur.
لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu."
(Surah Ibrahim : 7).
4. Rezeki Tak Terduga.
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا( ) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
"Barangsiapa yang bertakwa kepada ALLAH nescaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya."
(Surah At-Thalaq : 2-3).
5. Rezeki Karena Istighfar.
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا ( ) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا
"Beristighfarlah kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, pasti Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyak harta.”
(Surah Nuh : 10-11).
6. Rezeki Karena Menikah.
وَأَنكِحُوا الْأَيَامَىٰ مِنكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِن يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ
"Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak dari hamba sahayamu baik laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, maka ALLAH akan memberikan kecukupan kepada mereka dengan kurnia-Nya."
(Surah An-Nur : 32).
7. Rezeki Karena Anak.
وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ نَّحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ
"Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu kerana takut miskin. Kamilah yang akan menanggung rezeki mereka dan juga (rezeki) bagimu.”
(Surah Al-Israa' : 31).
8. Rezeki Karena Sedekah
مَّن ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً
“Siapakah yang mahu memberi pinjaman kepada ALLAH, pinjaman yang baik (infak & sedekah), maka ALLAH akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipatan yang banyak.”
(Surah Al-Baqarah : 245).
Luncurkan ia ke group lain. Mudah-mudahan ada rezeki yang baik untuk kita semua.
وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ
"Tidak ada satu makhluk melatapun yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin ALLAH rezekinya."
(Surah Hud : 6).
2. Rezeki Karena Usaha.
وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَانِ إِلَّا مَا سَعَى
"Tidaklah manusia mendapatkan apa-apa kecuali apa yang dikerjakannya."
(Surah An-Najm : 39).
3. Rezeki Karena Bersyukur.
لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu."
(Surah Ibrahim : 7).
4. Rezeki Tak Terduga.
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا( ) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
"Barangsiapa yang bertakwa kepada ALLAH nescaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya."
(Surah At-Thalaq : 2-3).
5. Rezeki Karena Istighfar.
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا ( ) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا
"Beristighfarlah kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, pasti Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyak harta.”
(Surah Nuh : 10-11).
6. Rezeki Karena Menikah.
وَأَنكِحُوا الْأَيَامَىٰ مِنكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِن يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ
"Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak dari hamba sahayamu baik laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, maka ALLAH akan memberikan kecukupan kepada mereka dengan kurnia-Nya."
(Surah An-Nur : 32).
7. Rezeki Karena Anak.
وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ نَّحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ
"Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu kerana takut miskin. Kamilah yang akan menanggung rezeki mereka dan juga (rezeki) bagimu.”
(Surah Al-Israa' : 31).
8. Rezeki Karena Sedekah
مَّن ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً
“Siapakah yang mahu memberi pinjaman kepada ALLAH, pinjaman yang baik (infak & sedekah), maka ALLAH akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipatan yang banyak.”
(Surah Al-Baqarah : 245).
Luncurkan ia ke group lain. Mudah-mudahan ada rezeki yang baik untuk kita semua.
Jumat, 07 September 2018
10 AMALAN RINGAN MENITI SYURGA
✒ Penulis Abu Zubair As Sundawy
🛤 Jalan menuju surga memang dipenuhi dengan rintangan. Akan tetapi sesungguhnya ada banyak amalan-amalan yang mudah dilakukan namun Allah membalasnya dengan ganjaran yang sangat besar.
➡ Berikut ini disajikan beberapa amalan yang insya Allah ringan diamalkan namun bisa membawa pelakunya ke surga.
1⃣ BERDZIKIR KEPADA ALLAH
🎙 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ
“Ada dua kalimat yang ringan bagi lisan, berat dalam mizan (timbangan amal) dan dicintai ar-Rahmaan: ‘Subhanallahu wa bihamdih’ (Maha Suci Allah dan dengan pujian-Nya kami memuji) ‘Subhanallah al-Azhiim’ (Maha Suci Allah Dzat Yang Maha Agung).”
📚 (HR Bukhari dan Muslim)
🎙 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,
لَأَنْ أَقُوْلَ: (سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر) أَحَبُّ إِلَيَّ مِمّا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ
“Saya membaca: ‘Subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar’, sungguh aku lebih cintai daripada dunia dan seisinya.”
📚 (HR Muslim no 2695 dan at-Tirmidzi)
🎙 Dalam hadits lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,
مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ عَمَلًا أَنْجَى لَهُ مِنْ عَذَابِ اللَّهِ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ
“Tidaklah seorang manusia mengamalkan satu amalan yang dapat menyelamatkannya dari adzab Allah melainkan dzikir kepada Allah.”
📚 (HR ath-Thabrani dengan sanad yang hasan dan al-Allamah Ibnu Baz menjadikannya hujjah dalam kitab Tuhfah al-Akhyaar)
2⃣ MERIDHAI ALLAH, ISLAM DAN RASULULLAH
مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَقُولُ حِينَ يُصْبِحُ وَحِينَ يُمْسِي ثَلَاثَ مَرَّاتٍ رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا إِلَّا كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُرْضِيَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Tidaklah seorang hamba muslim mengucapkan pada saat dia memasuki waktu pagi dan memasuki waktu petang: ‘radhiitu billahi rabba, wa bil islaami diina wa bi muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam nabiya (aku ridha Allah sebagai Rabb-ku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad sebagai Nabi-ku)’ sebanyak tiga kali, melainkan merupakan hak bagi Allah untuk meridhainya pada hari kiamat kelak.”
📚 (HR Ahmad dan dihasankan oleh al-Allamah Ibnu Baz dalam kitab Tuhfah al-Akhyaar)
3⃣ MENUNTUT ILMU SYAR’I
🎙 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.”
📚 (HR Muslim no 2699)
4⃣ MENAHAN MARAH
🎙 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,
مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ يَسْتَطِيعُ عَلَى أَنْ يُنَفِّذَهُ دَعَاهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى رُءُوسِ الْخَلاَئِقِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ فِي اَيِّ الْحُورِ شَاءَ
“Barangsiapa yang menahan amarahnya padahal dia mampu untuk melampiaskannya, niscaya Allah akan memanggilnya pada hari kiamat di hadapan para makhluk sampai Allah memilihkan untuknya bidadari-bidadari yang dia suka.”
📚 (Dihasankan oleh Imam at-Tirmidzi dan disepakati oleh Syaikh al-Albani)
5⃣ MEMBACA AYAT KURSI
🎙 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,
مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِي دُبُرَ كُلِّ صَلاَةٍ لَمْ يَمْنَعُهُ مِنْ دُخُوْلِ الْجَنَّةَ إِلاَّ أَنْ يَمُوْتَ
“Barangsiapa yang membaca Ayat Kursi setiap selesai shalat, maka tidak ada yang dapat menghalanginya untuk masuk surga kecuali jika dia mati.”
📚 (HR an-Nasaa’i dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani)
🔹 Maksudnya adalah jika dia mati, dia akan masuk surga dengan rahmat dan karunia Allah ‘Azza wa Jalla.
6⃣ MENYINGKIRKAN GANGGUAN DI JALAN
🎙 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,
لَقَدْ رَأَيْتُ رَجُلاً يَتَقَلَّبُ فِي الجَنَّةِ فِي شَجَرَةٍ قَطَعَهاَ مِنْ ظَهْرِ الطَّرِيقِ كَانَتْ تُؤْذِي النَّاسَ
“Sungguh aku telah melihat seorang lelaki mondar-mandir di dalam surga dikarenakan sebuah pohon yang dia tebang dari tengah jalan yang selalu mengganggu manusia”
📚 (HR. Muslim)
🎙 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,
مَرَّ رَجُلٌ بِغُصْنِ شَجَرَةٍ عَلَي ظَهْرِ طَرِيقٍ فَقَالَ وَاللهِ لأُنَحِّيَنَّ هَذَا عَنْ المُسْلِمِينَ لَا يُؤذِيهِمْ فَأُدْخِلَ الجَنَّةَ
“Ada seorang lelaki berjalan melewati ranting pohon yang ada di tengah jalan, lalu dia berkata, ‘Demi Allah, sungguh aku akan singkirkan ranting ini dari kaum muslimin agar tidak menganggu mereka.’ Maka dia pun dimasukkan ke dalam surga.”
📚 (HR Muslim)
7⃣ MEMBELA KEHORMATAN SAUDARANYA DI SAAT KETIDAKHADIRANNYA
🎙 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,
مَنْ رَدَّ عَن عِرْضِ أَخِيهِ رَدَّ اللهُ عَن وَجْهِهِ النَّارَ يَوْمَ القِيَامَةِ
“Barangsiapa membela harga diri saudaranya, niscaya pada hari kiamat Allah akan memalingkan wajahnya dari api neraka”.
📚 (Dihasankan oleh Imam at-Tirmidzi dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani)
🎙 Dalam hadits lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,
مَنْ وَقَاهُ اللهُ شَرَّ مَا بَيْنَ لَحيَيْهِ وَ شَرَّ مَا بَيْنَ رِجْلَيْنِ دَخَلَ الجَنَّةَ
“Barangsiapa yang Allah lindungi dari keburukan apa yang ada di antara kedua rahangnya (yaitu mulut) dan keburukan yang ada di antara dua pahanya (yaitu kemaluannya), niscaya dia akan masuk surga.”
📚 (Dihasankan oleh Imam at-Tirmidzi dan disepakati oleh Syaikh al-Albani)
8⃣ MENJAUHI DEBAT KUSIR WALAUPUN BENAR
🎙 Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam,
أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ
“Aku akan menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun dia berada dalam pihak yang benar. Dan aku menjamin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun dalam keadaan bercanda. Dan aku akan menjamin sebuah rumah di bagian teratas surga bagi orang yang membaguskan akhlaknya.”
📚 (HR Abu Dawud dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani)
9⃣ BERWUDHU’ LALU SHALAT DUA RAKA’AT
🎙 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,
”Tidaklah seorang muslim berwudhu’ lalu dia baguskan wudhu’nya, kemudian dia berdiri shalat dua raka’at dengan menghadapkan hatinya dan wajahnya pada kedua raka’at itu, melainkan surga wajib baginya.”
📚 (HR. Muslim)
🔟 PERGI SHALAT KE MASJID
🎙 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,
“Berikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang berjalan di dalam kegelapan untuk menuju masjid, mereka akan mendapatkan cahaya yang sempurna pada hari kiamat.”
📚 (HR Abu Dawud dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani)
🎙 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam juga bersabda,
“Barangsiapa yang pergi ke masjid atau pulang dari masjid, niscaya Allah akan persiapkan baginya nuzul di dalam surga setiap kali dia pergi dan pulang.”
📚 (HR Bukhari dan Muslim)
🎓 Imam an-Nawawi berkata,
“Nuzul adalah makanan pokok, rizki dan makanan yang dipersiapkan untuk tamu.”
Semoga bermanfaat.
Wallahu'alam
Sabtu, 01 September 2018
Wanita Yang Kematiannya Disambut Para Malaikat
Kisah ini mungkin telah sering kita dengar. Namun, sekedar mengingatkan kembali tentang perjuangan wanita mulia ini, semoga dapat mengembalikan ghirah kita untuk juga bisa menteladani beliau, wanita yang ‘berhati baja’.
Nusaibah Binti Ka’ab radhiyallahu anha, namanya tercatat dalam tinta emas penuh kemuliaan.
Bahkan kematiannya mengundang ribuan malaikat untuk menyambutnya.
Hari itu Nusaibah sedang berada di dapur. Suaminya, Said sedang beristirahat di bilik tempat tidur. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh bagaikan gunung-gunung batu yang runtuh. Nusaibah menerka, itu pasti tentara musuh. Memang, beberapa hari ini ketegangan memuncak di kawasan Gunung Uhud. Dengan bergegas, Nusaibah meninggalkan apa yang sedang dilakukannya dan masuk ke bilik. Suaminya yang sedang tertidur dengan halus dan lembut dikejutkannya.
“Suamiku tersayang”, Nusaibah berkata, “Aku mendengar pekik suara menuju ke Uhud. Mungkin orang-orang kafir telah menyerang.”
Said yang masih belum sadar sepenuhnya, tersentak. Dia menyesal mengapa bukan dia yang mendengar suara itu. Malah isterinya. Dia segera bangun dan mengenakan pakaian perangnya. Sewaktu dia menyiapkan kuda, Nusaibah menghampiri. Dia menyodorkan sebilah pedang kepada Said.
“Suamiku, bawalah pedang ini. Jangan pulang sebelum menang.”
Said memandang wajah isterinya. Setelah mendengar perkataannya itu, tak pernah ada keraguan padanya untuk pergi ke medan perang. Dengan sigap dinaikinya kuda itu, lalu terdengarlah derap suara langkah kuda menuju ke utara. Said langsung terjun ke tengah medan pertempuran yang sedang berkecamuk. Di satu sudut yang lain, Rasulullah melihatnya dan tersenyum kepadanya. Senyum yang tulus itu semakin mengobarkan keberanian Said.
Di rumah, Nusaibah duduk dengan gelisah. Kedua anaknya, Amar yang baru berusia 15 tahun dan Saad yang dua tahun lebih muda, memperhatikan ibunya dengan pandangan cemas. Ketika itulah tiba-tiba muncul seorang penunggang kuda yang nampaknya sangat gugup.
“Ibu, salam dari Rasulullah,” berkata si penunggang kuda, “Suami Ibu, Said baru sahaja gugur di medan perang. Beliau syahid…”
Nusaibah tertunduk sebentar,
“Inna lillah…..” gumamnya,
“Suamiku telah menang perang. Terima kasih, ya Allah.”
Setelah pemberi kabar itu meninggalkan tempat, Nusaibah memanggil Amar. Ia tersenyum kepadanya di tengah tangis yang tertahan,
“Amar, kaulihat Ibu menangis?.. Ini bukan air mata sedih mendengar ayahmu telah Syahid. Aku sedih karena tidak memiliki apa-apa lagi untuk diberikan pagi para pejuang Nabi. Maukah engkau melihat ibumu bahagia?”
Amar mengangguk. Hatinya berdebar-debar.
“Ambillah kuda di kandang dan bawalah tombak. Bertempurlah bersama Nabi hingga kaum kafir terhapus.”
Mata Amar bersinar-sinar. “Terima kasih, Ibu. Inilah yang aku tunggu sejak dari tadi. Aku ragu, seandainya Ibu tidak memberi peluang kepadaku untuk membela agama Allah.”
Putera Nusaibah yang berbadan kurus itu pun terus menderapkan kudanya mengikut jejak sang ayah. Tidak terlihat ketakutan sedikitpun dalam wajahnya. Di hadapan Rasulullah, ia memperkenalkan diri.
“Ya Rasulullah, aku Amar bin Said. Aku datang untuk menggantikan ayahku yang telah gugur.”
Rasul dengan terharu memeluk anak muda itu. “Engkau adalah pemuda Islam yang sejati, Amar. Allah memberkatimu….”
Hari itu pertempuran berlalu cepat. Pertumpahan darah berlangsung hingga petang. Pagi-pagi seorang utusan pasukan Islam berangkat dari perkemahan di medan tempur, mereka menuju ke rumah Nusaibah.
Setibanya di sana, wanita yang tabah itu sedang termangu-mangu menunggu berita, “Ada kabar apakah gerangan?..” serunya gemetar ketika sang utusan belum lagi membuka suaranya, “Apakah anakku gugur?..”
Utusan itu menunduk sedih, “Betul….”
“Inna lillah….” Nusaibah bergumam kecil. Ia menangis.
“Kau berduka, ya Ummu Amar?..”
Nusaibah menggeleng kecil. “Tidak, aku gembira. Hanya aku sedih, siapa lagi yang akan kuberangkatkan?.. Saad masih kanak-kanak.”
Mendengar itu, Saad yang sedang berada tepat di samping ibunya, menyela, “Ibu, jangan remehkan aku. Jika engkau izinkan, akan aku tunjukkan bahwa Saad adalah putera seorang ayah yang gagah berani.”
Nusaibah terperanjat. Ia memandang puteranya. “Kau tidak takut, nak?..”
Saad yang sudah meloncat ke atas kudanya menggeleng, yakin. Sebuah senyum terhias di wajahnya. Ketika Nusaibah dengan besar hati melambaikan tangannya, Saad hilang bersama utusan tentara itu.
Di arena pertempuran, Saad betul-betul menunjukkan kemampuannya. Pemuda berusia 13 tahun itu telah banyak menghempaskan nyawa orang kafir. Hingga akhirnya tibalah saat itu, yakni ketika sebilah anak panah menancap di dadanya. Saad tersungkur mencium bumi dan menyerukan, “Allahu Akbar!..”
Kembali Rasulullah memberangkatkan utusan ke rumah Nusaibah.
Mendengar berita kematian itu, Nusaibah meremang bulu tengkuknya.
“Hai utusan,” ujarnya, “Kau saksikan sendiri aku sudah tidak memiliki apa-apa lagi. Hanya masih tersisa diriku yang tua ini. Untuk itu izinkanlah aku ikut bersamamu ke medan perang.”
Sang utusan mengerutkan keningnya.
“Tapi engkau wanita, ya Ibu….”
Nusaibah tersinggung, “Engkau meremehkan aku karena aku wanita?.. Apakah wanita tidak ingin pula masuk ke Syurga melalui jihad?..”
Nusaibah tidak menunggu jawaban dari utusan tersebut. Ia bergegas menghadap Rasulullah dengan mengendarai kuda yang ada.
Tiba di sana, Rasulullah mendengarkan semua perkataan Nusaibah. Setelah itu, Rasulullah pun berkata dengan senyum.
“Nusaibah yang dimuliakan Allah. Belum masanya wanita mengangkat senjata. Untuk sementara engkau kumpulkan saja obat-obatan dan rawatlah tentara yang luka-luka. Pahalanya sama dengan yang bertempur.”
Mendengar penjelasan Nabi demikian, Nusaibah pun segera menenteng obat-obatan dan berangkatlah ke tengah pasukan yang sedang bertempur.
Dirawatnya mereka yang mengalami luka-luka dengan cermat. Pada suatu saat, ketika ia sedang menunduk dan memberi minum seorang prajurit muda yang luka-luka, tiba-tiba rambutnya terkena percikan darah. Nusaibah lalu memandang. Ternyata kepala seorang tentara Islam tergolek, tewas terbabat oleh senjata orang kafir.
Timbul kemarahan Nusaibah menyaksikan kekejaman ini.
Apalagi ketika dilihatnya Rasulullah terjatuh dari kudanya akibat keningnya terserempet anak panah musuh. Nusaibah tidak dapat menahan diri lagi, menyaksikan hal itu.
Ia bangkit dengan gagah berani. Diambilnya pedang prajurit yang tewas itu.
Dinaiki kudanya.
Lantas bagaikan singa betina, ia mengamuk.
Musuh banyak yang terbirit-birit menghindarinya. Puluhan jiwa orang kafir pun tumbang.
Hingga pada suatu waktu ada seorang kafir yang mengendap dari arah belakang, dan langsung menebas putus lengan kirinya. Nusaibah pun terjatuh, terinjak-injak oleh kuda. Peperangan terus berjalan. Medan pertempuran makin menjauh, sehingga tubuh Nusaibah teronggok sendirian.
Tiba-tiba Ibnu Mas’ud menunggang kudanya, mengawasi kalau-kalau ada orang yang bisa ditolongnya. Sahabat itu, begitu melihat ada tubuh yang bergerak-gerak dengan susah payah, dia segera mendekatinya. Dipercikannya air ke muka tubuh itu.
Akhirnya Ibnu Mas’ud mengenalinya, “Isteri Said-kah engkau?..”
Nusaibah samar-sama memperhatikan penolongnya. Lalu bertanya, “Bagaimana dengan Rasulullah?.. Selamatkah baginda?..”
“Baginda Rasulullah tidak kurang suatu apapun…”
“Engkau Ibnu Mas’ud, bukan?.. Pinjamkan kuda dan senjatamu kepadaku….”
“Engkau masih terluka parah, Nusaibah….”
“Engkau mau menghalangi aku untuk membela Rasulullah?..”
Terpaksa Ibnu Mas’ud menyerahkan kuda dan senjatanya. Dengan susah payah, Nusaibah menaiki kuda itu, lalu menderapkannya menuju ke medan pertempuran. Banyak musuh yang dijungkirbalikkannya. Namun karena tangannya sudah buntung, akhirnya tak urung juga lehernya terbabat putus oleh sabetan pedang musuh.
Gugurlah wanita perkasa itu ke atas pasir. Darahnya membasahi tanah yang dicintainya.
Tiba-tiba langit berubah mendung, hitam kelabu. Padahal tadinya langit tampak cerah dan terang benderang. Pertempuran terhenti sejenak.
Rasul kemudian berkata kepada para sahabatnya,
“Kalian lihat langit tiba-tiba menghitam bukan?.. Itu adalah bayangan para malaikat yang beribu-ribu jumlahnya. Mereka berduyun-duyun menyambut kedatangan arwah Nusaibah, wanita yang perkasa.”
Subhanallah..
Allahu Akbar..
Allahu Akbar..
Allahu Akbar..
Tanpa pejuang sejati seperti dia, mustahil agama Islam bisa sampai dengan damai kepada kita yang hidup di jaman sekarang.
Semoga Allah ‘Azza Wa Jalla menempatkan mereka, dan kita semua di Syurga-Nya disamping Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Aamiin..
Apa yang telah kita perbuat untuk menegakkan Dienullah Islam ?
Kisah penuh inspiratif ini seharusnya dapat menggugah jiwa juang kita, agar tidak cengeng melepas anak -anak yang sedang berjuang. Kalo ingin anak menjadi kuat, maka kita harus menjadi ibu yang kuat terlebih dahulu.
Wallahu'alam...
Nusaibah Binti Ka’ab radhiyallahu anha, namanya tercatat dalam tinta emas penuh kemuliaan.
Bahkan kematiannya mengundang ribuan malaikat untuk menyambutnya.
Hari itu Nusaibah sedang berada di dapur. Suaminya, Said sedang beristirahat di bilik tempat tidur. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh bagaikan gunung-gunung batu yang runtuh. Nusaibah menerka, itu pasti tentara musuh. Memang, beberapa hari ini ketegangan memuncak di kawasan Gunung Uhud. Dengan bergegas, Nusaibah meninggalkan apa yang sedang dilakukannya dan masuk ke bilik. Suaminya yang sedang tertidur dengan halus dan lembut dikejutkannya.
“Suamiku tersayang”, Nusaibah berkata, “Aku mendengar pekik suara menuju ke Uhud. Mungkin orang-orang kafir telah menyerang.”
Said yang masih belum sadar sepenuhnya, tersentak. Dia menyesal mengapa bukan dia yang mendengar suara itu. Malah isterinya. Dia segera bangun dan mengenakan pakaian perangnya. Sewaktu dia menyiapkan kuda, Nusaibah menghampiri. Dia menyodorkan sebilah pedang kepada Said.
“Suamiku, bawalah pedang ini. Jangan pulang sebelum menang.”
Said memandang wajah isterinya. Setelah mendengar perkataannya itu, tak pernah ada keraguan padanya untuk pergi ke medan perang. Dengan sigap dinaikinya kuda itu, lalu terdengarlah derap suara langkah kuda menuju ke utara. Said langsung terjun ke tengah medan pertempuran yang sedang berkecamuk. Di satu sudut yang lain, Rasulullah melihatnya dan tersenyum kepadanya. Senyum yang tulus itu semakin mengobarkan keberanian Said.
Di rumah, Nusaibah duduk dengan gelisah. Kedua anaknya, Amar yang baru berusia 15 tahun dan Saad yang dua tahun lebih muda, memperhatikan ibunya dengan pandangan cemas. Ketika itulah tiba-tiba muncul seorang penunggang kuda yang nampaknya sangat gugup.
“Ibu, salam dari Rasulullah,” berkata si penunggang kuda, “Suami Ibu, Said baru sahaja gugur di medan perang. Beliau syahid…”
Nusaibah tertunduk sebentar,
“Inna lillah…..” gumamnya,
“Suamiku telah menang perang. Terima kasih, ya Allah.”
Setelah pemberi kabar itu meninggalkan tempat, Nusaibah memanggil Amar. Ia tersenyum kepadanya di tengah tangis yang tertahan,
“Amar, kaulihat Ibu menangis?.. Ini bukan air mata sedih mendengar ayahmu telah Syahid. Aku sedih karena tidak memiliki apa-apa lagi untuk diberikan pagi para pejuang Nabi. Maukah engkau melihat ibumu bahagia?”
Amar mengangguk. Hatinya berdebar-debar.
“Ambillah kuda di kandang dan bawalah tombak. Bertempurlah bersama Nabi hingga kaum kafir terhapus.”
Mata Amar bersinar-sinar. “Terima kasih, Ibu. Inilah yang aku tunggu sejak dari tadi. Aku ragu, seandainya Ibu tidak memberi peluang kepadaku untuk membela agama Allah.”
Putera Nusaibah yang berbadan kurus itu pun terus menderapkan kudanya mengikut jejak sang ayah. Tidak terlihat ketakutan sedikitpun dalam wajahnya. Di hadapan Rasulullah, ia memperkenalkan diri.
“Ya Rasulullah, aku Amar bin Said. Aku datang untuk menggantikan ayahku yang telah gugur.”
Rasul dengan terharu memeluk anak muda itu. “Engkau adalah pemuda Islam yang sejati, Amar. Allah memberkatimu….”
Hari itu pertempuran berlalu cepat. Pertumpahan darah berlangsung hingga petang. Pagi-pagi seorang utusan pasukan Islam berangkat dari perkemahan di medan tempur, mereka menuju ke rumah Nusaibah.
Setibanya di sana, wanita yang tabah itu sedang termangu-mangu menunggu berita, “Ada kabar apakah gerangan?..” serunya gemetar ketika sang utusan belum lagi membuka suaranya, “Apakah anakku gugur?..”
Utusan itu menunduk sedih, “Betul….”
“Inna lillah….” Nusaibah bergumam kecil. Ia menangis.
“Kau berduka, ya Ummu Amar?..”
Nusaibah menggeleng kecil. “Tidak, aku gembira. Hanya aku sedih, siapa lagi yang akan kuberangkatkan?.. Saad masih kanak-kanak.”
Mendengar itu, Saad yang sedang berada tepat di samping ibunya, menyela, “Ibu, jangan remehkan aku. Jika engkau izinkan, akan aku tunjukkan bahwa Saad adalah putera seorang ayah yang gagah berani.”
Nusaibah terperanjat. Ia memandang puteranya. “Kau tidak takut, nak?..”
Saad yang sudah meloncat ke atas kudanya menggeleng, yakin. Sebuah senyum terhias di wajahnya. Ketika Nusaibah dengan besar hati melambaikan tangannya, Saad hilang bersama utusan tentara itu.
Di arena pertempuran, Saad betul-betul menunjukkan kemampuannya. Pemuda berusia 13 tahun itu telah banyak menghempaskan nyawa orang kafir. Hingga akhirnya tibalah saat itu, yakni ketika sebilah anak panah menancap di dadanya. Saad tersungkur mencium bumi dan menyerukan, “Allahu Akbar!..”
Kembali Rasulullah memberangkatkan utusan ke rumah Nusaibah.
Mendengar berita kematian itu, Nusaibah meremang bulu tengkuknya.
“Hai utusan,” ujarnya, “Kau saksikan sendiri aku sudah tidak memiliki apa-apa lagi. Hanya masih tersisa diriku yang tua ini. Untuk itu izinkanlah aku ikut bersamamu ke medan perang.”
Sang utusan mengerutkan keningnya.
“Tapi engkau wanita, ya Ibu….”
Nusaibah tersinggung, “Engkau meremehkan aku karena aku wanita?.. Apakah wanita tidak ingin pula masuk ke Syurga melalui jihad?..”
Nusaibah tidak menunggu jawaban dari utusan tersebut. Ia bergegas menghadap Rasulullah dengan mengendarai kuda yang ada.
Tiba di sana, Rasulullah mendengarkan semua perkataan Nusaibah. Setelah itu, Rasulullah pun berkata dengan senyum.
“Nusaibah yang dimuliakan Allah. Belum masanya wanita mengangkat senjata. Untuk sementara engkau kumpulkan saja obat-obatan dan rawatlah tentara yang luka-luka. Pahalanya sama dengan yang bertempur.”
Mendengar penjelasan Nabi demikian, Nusaibah pun segera menenteng obat-obatan dan berangkatlah ke tengah pasukan yang sedang bertempur.
Dirawatnya mereka yang mengalami luka-luka dengan cermat. Pada suatu saat, ketika ia sedang menunduk dan memberi minum seorang prajurit muda yang luka-luka, tiba-tiba rambutnya terkena percikan darah. Nusaibah lalu memandang. Ternyata kepala seorang tentara Islam tergolek, tewas terbabat oleh senjata orang kafir.
Timbul kemarahan Nusaibah menyaksikan kekejaman ini.
Apalagi ketika dilihatnya Rasulullah terjatuh dari kudanya akibat keningnya terserempet anak panah musuh. Nusaibah tidak dapat menahan diri lagi, menyaksikan hal itu.
Ia bangkit dengan gagah berani. Diambilnya pedang prajurit yang tewas itu.
Dinaiki kudanya.
Lantas bagaikan singa betina, ia mengamuk.
Musuh banyak yang terbirit-birit menghindarinya. Puluhan jiwa orang kafir pun tumbang.
Hingga pada suatu waktu ada seorang kafir yang mengendap dari arah belakang, dan langsung menebas putus lengan kirinya. Nusaibah pun terjatuh, terinjak-injak oleh kuda. Peperangan terus berjalan. Medan pertempuran makin menjauh, sehingga tubuh Nusaibah teronggok sendirian.
Tiba-tiba Ibnu Mas’ud menunggang kudanya, mengawasi kalau-kalau ada orang yang bisa ditolongnya. Sahabat itu, begitu melihat ada tubuh yang bergerak-gerak dengan susah payah, dia segera mendekatinya. Dipercikannya air ke muka tubuh itu.
Akhirnya Ibnu Mas’ud mengenalinya, “Isteri Said-kah engkau?..”
Nusaibah samar-sama memperhatikan penolongnya. Lalu bertanya, “Bagaimana dengan Rasulullah?.. Selamatkah baginda?..”
“Baginda Rasulullah tidak kurang suatu apapun…”
“Engkau Ibnu Mas’ud, bukan?.. Pinjamkan kuda dan senjatamu kepadaku….”
“Engkau masih terluka parah, Nusaibah….”
“Engkau mau menghalangi aku untuk membela Rasulullah?..”
Terpaksa Ibnu Mas’ud menyerahkan kuda dan senjatanya. Dengan susah payah, Nusaibah menaiki kuda itu, lalu menderapkannya menuju ke medan pertempuran. Banyak musuh yang dijungkirbalikkannya. Namun karena tangannya sudah buntung, akhirnya tak urung juga lehernya terbabat putus oleh sabetan pedang musuh.
Gugurlah wanita perkasa itu ke atas pasir. Darahnya membasahi tanah yang dicintainya.
Tiba-tiba langit berubah mendung, hitam kelabu. Padahal tadinya langit tampak cerah dan terang benderang. Pertempuran terhenti sejenak.
Rasul kemudian berkata kepada para sahabatnya,
“Kalian lihat langit tiba-tiba menghitam bukan?.. Itu adalah bayangan para malaikat yang beribu-ribu jumlahnya. Mereka berduyun-duyun menyambut kedatangan arwah Nusaibah, wanita yang perkasa.”
Subhanallah..
Allahu Akbar..
Allahu Akbar..
Allahu Akbar..
Tanpa pejuang sejati seperti dia, mustahil agama Islam bisa sampai dengan damai kepada kita yang hidup di jaman sekarang.
Semoga Allah ‘Azza Wa Jalla menempatkan mereka, dan kita semua di Syurga-Nya disamping Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Aamiin..
Apa yang telah kita perbuat untuk menegakkan Dienullah Islam ?
Kisah penuh inspiratif ini seharusnya dapat menggugah jiwa juang kita, agar tidak cengeng melepas anak -anak yang sedang berjuang. Kalo ingin anak menjadi kuat, maka kita harus menjadi ibu yang kuat terlebih dahulu.
Wallahu'alam...
Langganan:
Postingan (Atom)